Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi COVID-19

Pada 10 Maret 2020, badan kesehatan dunia WHO mengumumkan penyebaran wabah virus korona (atau juga disebut COVID-19) sebagai pandemi global. Pengumuman ini juga disusul dengan deklarasi kondisi darurat nasional oleh BNPB pada 17 Maret 2020.

Pandemi virus korona ini telah menyebabkan perubahan drastis dalam kehidupan kita sehari-hari. Aktivitas bisnis dan sosial nyaris lumpuh, menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan mata pencaharian dan pelaku usaha yang mengalami kerugian finansial. Perintah untuk tetap di rumah dan menghindari aktivitas sosial dapat menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok populasi tertentu, terutama mereka dari kelompok dengan status ekonomi menengah ke bawah dan mereka yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Pemberitaan virus korona yang masif di media massa dan pengaruhnya yang drastis dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang.

Ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan mental kamu dalam situasi pandemi.

Batasi konsumsi berita.

Kenali kondisi dirimu. Apabila kamu merasakan ketakutan, ketidakpastian, meningkatnya kecemasan, atau stres, sebaiknya batasi informasi yang kamu terima melalui media massa dan media sosial.

Aktiflah untuk mencari informasi yang membantu dirimu untuk tetap tenang/tidak panik, seperti tips untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri, serta informasi bantuan (finansial/sosial) yang tersedia di sekitar kamu. Kumpulkan fakta dari sumber yang kredibel, seperti dari lembaga kesehatan, agar tidak termakan mitos dan hoaks.

Namun, pastikan kamu tetap terinformasi dengan baik dan ikuti perkembangan terkini serta arahan/imbauan dari pemerintah di tingkat nasional dan daerah. Kamu bisa mengatur untuk tetap mengakses berita hanya di waktu spesifik saja.

Lakukan aktivitas yang memberikan rasa tenang.

Beberapa aktivitas yang terbukti efektif untuk membantu memberikan ketenangan, seperti mindfulness, meditasi, atau yoga. Posisikan tubuh kamu dengan nyaman, seperti tertidur, berdiri, atau duduk dengan tegak. Fokuskan pikiran kamu hanya untuk bernapas. Tutup mata kamu dan dengarkan suara-suara yang berbunyi di sekitar kamu. Tarik napas melalui hidung secara perlahan-lahan dan lepaskan napas melalui mulut atau hidung secara perlahan-lahan juga. Lakukan aktivitas ini selama 5-15 menit setiap harinya.

Agar latihan mindfulness, meditasi, atau yoga kamu lebih berkualitas dan beragam, kamu bisa menemukan banyak video panduan meditasi di internet.

Lakukan self-care selagi kamu di rumah

Manfaatkan waktu kamu diam di rumah sebanyak-banyaknya untuk merawat dan menghibur diri, seperti dengan menonton TV atau film yang kamu suka, membaca buku, menggambar, melukis, mewarnai, berolah raga ringan, memasak/mencoba resep baru, dan masih banyak lagi.

Manfaatkan waktu lebih di rumah untuk menjaga agar kamu dapat tidur cukup, 8 jam per hari.

Apabila kamu merasa bosan/jenuh, cobalah untuk melakukan aktivitas lain dan jangan takut untuk mencoba dan menemukan hal baru yang bisa kamu lakukan di dalam rumah.

Tetap jalin koneksi dengan teman dan orang terkasih

Jangan biarkan social distancing atau physical distancing membatasi dirimu. Manfaatkan media sosial atau aplikasi telekonferensi video (seperti Zoom, Skype, atau Discord) agar kamu tetap dapat terhubung dengan teman-teman dan orang terkasih.

Jangan ragu untuk menanyakan atau meminta bantuan apabila kamu merasa membutuhkannya. Pastikan kamu memberikan ruang bagi teman-teman kamu untuk curhat atau meluapkan perasaan mereka, dan selalu berikan dukungan kepada satu sama lain.

Cari bantuan profesional secara online

Temukan informasi layanan kesehatan mental secara online, dan simpan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Berikan informasi ini kepada teman kamu, jika kamu merasa mereka membutuhkan dukungan profesional.

Jika kamu saat ini sedang dalam masa pemulihan dengan psikiater atau psikolog, tanyakan mereka mengenai jam ketersediaan untuk konsultasi secara online. Hindari melakukan tatap muka, kecuali jika berada dalam kondisi darurat atau mengancam keselamatan nyawa orang.

Di masa-masa seperti ini, marilah kita bersama-sama, saling membantu dan memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitar kita dan orang lain yang membutuhkan pertolongan. Dan tentunya, jagalah terus kesehatan dirimu dan orang-orang di sekitarmu.

Catatan: Into The Light Indonesia bukan layanan konseling atau layanan darurat untuk krisis bunuh diri.

Kevin Sucianto
Kevin Sucianto
Sebagai "Social Media Auditor", Kevin mulai berkontribusi di Into The Light Indonesia sejak 2013, lalu kabur sebelum kembali lagi pada 2018. Kevin adalah lulusan mahasiswa akuntansi yang saat ini tobat berprofesi di bidang marketing communication, penulis konten, dan pengelola media sosial. Di saat waktu luang, senang bermain Cookie Run: OvenBreak, mengisi teka-teki silang, menjadi barista abal-abal, atau berburu restoran paling enak di Jakarta.