Mencederai diri sendiri atau melukai diri sendiri (self-harm) adalah istilah yang digunakan ketika seseorang melukai atau mencederai dirinya sendiri dengan sengaja. Melukai diri sendiri selalu merupakan pertanda bahwa adanya suatu gangguan yang serius di dalam diri orang tersebut. Halaman ini akan memberikan panduan bagi teman sebaya, orang tua/wali, dan guru dalam menghadapi orang yang melukai diri sendiri.
Daftar Isi
Mengapa seseorang (terutama remaja atau orang muda) mencederai dirinya sendiri?
Orang muda yang melukai diri sendiri seringkali memiliki pengalaman atau hubungan yang sangat sulit atau menyakitkan, seperti:
- Perundungan dan diskriminasi
- Kehilangan seseorang yang dekat, seperti orang tua, saudara/i, atau sahabat
- Kehilangan kasih sayang dan perhatian, atau ditelantarkan oleh orang tua/wali
- Korban kekerasan fisik, psikologis, atau seksual
- Gangguan serius yang mempengaruhi cara mereka merasakan diri sendiri
Melukai diri sendiri adalah suatu cara untuk menanggapi perasaan-perasaan sulit yang mengganjal dalam diri mereka.
Ada beberapa alasan berbeda kenapa mereka melukai diri sendiri:
- Mereka merasa putus asa dengan permasalahan yang mereka hadapi dan tak tahu harus mencari bantuan ke mana. Mereka merasa terperangkap dan tidak berdaya. Melukai diri sendiri membantu mereka merasa lebih dapat memegang kendali.
- Mereka merasa marah atau mengalami tekanan yang terpendam, sampai-sampai merasa hampir meledak. Melukai diri sendiri membantu menurunkan tekanan yang mereka rasakan.
- Perasaan bersalah atau malu yang tak tertahankan. Melukai diri sendiri dapat menjadi salah satu cara untuk menghukum diri sendiri.
- Ingin mengatasi atau menanggulangi pengalaman yang tidak menyenangkan seperti trauma, konflik, atau kekerasan, dengan meyakinkan dirinya sendiri bahwa pengalaman buruk tersebut tidak pernah terjadi. Mereka kadang merasakan “mati rasa” atau “seperti ingin mati saja”.
Mereka merasa seperti terpisah dari dunia dan tubuh mereka, dan melukai diri sendiri adalah sebuah cara untuk merasa lebih terhubung dan ‘hidup’.
Beberapa orang muda lainnya mungkin melukai diri sendiri sebagai suatu cara menghadapi masalah dan tekanan dari kehidupan sehari-hari. Tekanan tersebut dapat muncul dari keluarga, sekolah, atau teman sebaya yang menginginkan ia untuk memenuhi ekspektasi tertentu atau mendapatkan penilaian bagus. Orang muda seringkali dapat merasa marah, frustrasi, atau dirinya sendiri buruk, jika mereka tidak mampu memenuhi ekspektasi seseorang.
Orang muda yang melukai diri sendiri mungkin memiliki rasa percaya diri yang rendah. Bagi sebagian, ini dapat dikaitkan dengan gambaran tubuh yang jelek, gangguan pola makan, atau penyalahgunaan obat-obatan. Memahami mengapa orang muda melukai diri sendiri memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai kehidupan dan gaya hidup sehari-hari mereka.
Tekanan teman sebaya juga bisa menjadi penyebab seseorang melukai diri sendiri. Orang muda mungkin menemukan teman atau kelompoknya yang melukai diri sendiri, dan mungkin terdorong atau merasa perlu untuk melakukan hal yang sama.
Beberapa orang melukai diri sendiri secara rutin, sementara beberapa lainnya mungkin hanya sesekali saja melakukannya. Bagi mereka, ini adalah cara mereka untuk menanggapi masalah yang serius dan biasanya mereka akan berhenti setelah masalah terselesaikan. Beberapa orang mungkin melukai sendiri hingga bertahun-tahun, terutama jika ada tekanan atau perasaan tertentu yang muncul.
Apakah orang yang mencoba melukai diri sendiri juga berisiko untuk bunuh diri?
Bagi sebagian orang, melukai diri sendiri justru merupakan salah satu upaya untuk ‘melawan’ keinginan bunuh diri, karena melukai diri sendiri seringkali merupakan cara mereka untuk mencoba bertahan hidup. Apapun alasannya, melukai diri sendiri dilakukan sebagai cara mereka merespon tekanan dan masalah yang tidak mampu mereka hadapi.
Akan tetapi, orang yang melukai diri sendiri juga memiliki risiko bunuh diri yang tinggi, terlebih karena faktor risiko bunuh diri seringkali beririsan dengan faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melukai diri sendiri. Terdapat pula kemungkinan seseorang mencoba bunuh diri dengan cara melukai diri sendiri hingga ke tingkat yang mematikan atau secara tidak sengaja menimbulkan cedera yang mematikan, sehingga orang yang melukai diri sendiri sangat perlu untuk mendapatkan pertolongan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
4 mitos dan fakta seputar self-harm
Karena topik melukai diri sendiri seringkali dianggap tabu, banyak orang tua atau masyarakat yang salah paham mengenai situasi dan kondisi perasaan teman atau anggota keluarga mereka. Berikut ini adalah beberapa mitos yang seringkali disalahpahami dan berpotensi menghambat proses pertolongan:
1. Orang yang melukai diri sendiri sedang mencoba mencari perhatian.
Fakta: Ironisnya, orang yang melukai diri sendiri biasanya melakukannya secara diam-diam. Mereka tidak sedang ingin mencoba memanipulasi atau menarik perhatian orang lain. Justru, rasa malu dan takut seringkali membuat mereka kesulitan untuk mengaku dan meminta pertolongan.
2. Orang yang melukai diri sendiri adalah orang yang gila dan berbahaya.
Fakta: Betul bahwa orang yang melukai diri sendiri seringkali didiagnosis dengan gangguan kecemasan, depresi, gangguan pola makan, atau trauma – sama seperti jutaan orang lainnya. Namun, hal itu bukan berarti mereka gila atau berbahaya. Melukai diri sendiri adalah cara mereka untuk menghadapi masalah itu. Menstigma dan melabeli mereka sebagai “gila” atau “berbahaya” sama sekali tidak membantu pemulihan.
3. Orang yang melukai diri sendiri ingin mati.
Fakta: Ketika seseorang melukai diri sendiri, mereka biasanya tidak ingin mencoba bunuh diri – mereka berusaha untuk mengangani masalah dan rasa sakit yang mereka alami. Melukai diri sendiri justru salah satu ekspresi bahwa mereka sedang mencari cara agar tetap bertahan hidup dengan masalah mereka.
Namun, selalu ada risiko bahwa cedera atau luka yang serius dapat berakibat fatal, dan orang yang melukai diri juga memiliki risiko bunuh diri yang tinggi, sehingga sangat penting bagi mereka untuk segera mendapatkan bantuan.
4. Jika cedera/lukanya tidak seberapa, maka masalahnya juga tidak terlalu serius.
Fakta: Tingkat keparahan cedera/luka nyaris tidak ada kaitannya dengan rasa derita atau sakit yang mereka alami secara emosional. Jangan berasumsi bahwa jika cedera/lukanya hanya sedikit, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Apa saja tanda-tanda peringatan orang yang melukai diri sendiri?
Walau biasanya perilaku melukai diri sendiri paling sering dilakukan oleh orang di usia remaja dan dewasa muda, perilaku ini dapat dilakukan di usia berapapun. Karena pakaian dapat menyembunyikan bekas luka fisik, dan gejolak di dalam hati dapat ditutupi dengan sikap yang seolah-olah tenang, teman atau anggota keluarga yang melukai diri sendiri seringkali sulit dideteksi. Dalam ragam situasi, kamu tidak harus tahu apa yang menjadi masalah mereka sebelum mencoba membantu orang yang kamu khawatirkan. Namun, ada tanda-tanda peringatan yang bisa kamu perhatikan:
- Bekas luka atau memar dari sayatan, pukulan, atau luka bakar, biasanya di area lengan, paha, atau dada.
- Noda darah pada pakaian, handuk, atau tempat tidur; atau tisu yang penuh darah.
- Benda tajam atau alat untuk membuat luka yang dimiliki orang tersebut.
- Seringnya terjadi “kecelakaan”. Orang yang melukai diri sendiri mungkin mengaku mereka ceroboh atau mengalami luka karena tidak disengaja, untuk mencoba menjelaskan luka di tubuh mereka.
- Menutup badan mereka. Orang yang melukai diri sendiri biasanya bersikeras mengenakan kemeja lengan panjang atau celana panjang, bahkan di saat cuaca panas.
- Keinginan untuk menyendiri untuk jangka waktu yang lama, terlebih di kamar tidur atau kamar mandi.
- Mengisolasi diri dan mudah tersinggung. Orang yang kamu kasihi mengalami rasa pedih yang mendalam, ditambah dengan rasa bersalah saat mereka mencoba mengatasinya. Hal ini menyebabkan mereka menarik dan mengisolasi diri mereka sendiri.
Selain itu, orang yang melukai diri sendiri juga dapat dengan sengaja mengonsumsi sesuatu hingga “overdosis“, menjambak rambut atau mengelupasi kulit sendiri, mencekik diri sendiri, atau menyalahgunakan obat-obatan dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Siapa saja yang berisiko?
Orang yang mencederai diri sendiri pada umumnya dipicu oleh pertengkaran dengan orang tua atau teman dekat. Ketika orang muda menjadi korban kekerasan, penelantaran, atau penolakan, mereka akan lebih rentan untuk mencederai dirinya sendiri. Orang muda yang mengalami depresi atau gangguan pola makan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukannya, demikian juga mereka yang menyalahgunakan obat-obatan atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Bagaimana saya dapat membantu orang yang mencederai diri sendiri?
Siapa saja yang melukai dirinya sendiri sesungguhnya sedang berjuang untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dan sangat memerlukan bantuan. Mereka seringkali merahasiakan pencederaan yang mereka lakukan—bahkan dari teman-teman atau keluarga. Orang yang melakukannya biasanya merasa sangat malu, bersalah, atau merasa begitu buruk sampai-sampai tidak berani membicarakannya.
Terkadang kamu mencurigai seseorang yang dekat denganmu telah melukai diri sendiri, atau orang tersebut mungkin mengaku bahwa mereka melukai diri sendiri. Kamu pun kebingungan. Apa yang harus saya katakan? Bagaimana saya bisa menolong dia?
Dorong untuk bercerita
Berikan dirinya ruang untuk menceritakan masalah atau perasaan yang mereka hadapi. Pelajari teknik untuk menjadi pendengar yang aktif. Pahami apa yang menjadi masalah dalam dirinya, dan tempatkan posisimu seolah-olah berada dalam situasi yang sama. Katakan dengan nada yang ramah dan penuh empati seperti “Saya melihat ada [luka/memar] di tubuh kamu, dan aku ingin memahami apa yang kamu alami“.
Jangan menghakimi
Hindari komentar yang menghakimi atau menyinggung perasaan orang lain – hal ini hanya akan memperburuk situasi. Ingat, ia melukai diri sendiri karena mereka mengalami tekanan, malu, dan sendirian.
Tawarkan bantuan, bukan ancaman
Tunjukkan bahwa kamu peduli dan khawatir dengan kondisinya, dan beritahukan bahwa kamu bersedia untuk membantu saat mereka membutuhkan bantuan atau orang untuk didengarkan. Hindari mengancam, menghukum, atau memberikan ultimatum yang tidak bermanfaat.
Jika Anda adalah orang tua atau guru, Anda bisa membantu dengan cara:
- Kenali tanda-tanda orang muda yang mengalami tekanan atau masalah tertentu dan carilah cara untuk dapat berbicara mengenai perasaan mereka.
- Dengarkan kekhawatiran dan masalah-masalah yang mereka hadapi dan tanggapi dengan serius.
- Berikan rasa simpati dan pengertian.
- Bantulah agar mereka dapat memecahkan masalah mereka.
- Pastikan bahwa mereka memahami risiko dari melukai diri sendiri dan pastikan mereka paham bahwa dengan adanya bantuan, mereka dapat berhenti melukai diri sendiri begitu akar dari masalah mereka telah terselesaikan.
- Pastikan bahwa mereka mendapat bantuan yang tepat sesegera mungkin.
Penting untuk memastikan bahwa orang muda bisa merasakan bahwa mereka mempunyai seseorang untuk diajak bicara dan memberikan dukungan di saat mereka membutuhkannya. Buktikan kepada mereka bahwa Anda bersedia dan terbuka untuk memahami perasaannya. Jika tidak, ada kemungkinan mereka akan melukai dirinya sendiri lagi.
Pahami bahwa Anda mungkin perlu menyiapkan diri untuk menanggapi masalah yang memang sedang terjadi di dalam keluarga. Hindari mencari siapa yang salah. Sebaiknya komunikasikan dan hadapi masalah dengan cara yang lebih baik dan dapat menguntungkan semua anggota keluarga.
Sebagai orang tua, Anda mungkin merasa jengkel atau marah sehingga tak mampu memberikan bantuan yang mereka butuhkan. Jika demikian, Anda perlu mencari nasihat dari tenaga ahli profesional.
Jika Anda seorang guru, doronglah siswa-siswi Anda agar segera memberitahu jika ada teman mereka yang sedang mengalami masalah serius, merasa kesal, atau menunjukkan tanda-tanda melukai diri sendiri. Teman sebayanya mungkin takut untuk mengadu karena harus membeberkan rahasia teman mereka. Anda dapat menjelaskan bahwa melukai diri sendiri bisa membahayakan nyawa mereka, sehingga tidak boleh dirahasiakan.
Saat Anda bersama dengannya, penting pula untuk bertanya apakah orang tua dan keluarga dapat memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Hal ini mungkin terasa sulit jika ada banyak masalah atau pertengkaran di rumah mereka.
Seberapa sulit mengajak seseorang untuk berhenti mencederai diri sendiri?
Banyak dari mereka yang cukup kesulitan untuk berhenti melukai diri sendiri, karena melukai diri sendiri biasanya memberikan rasa lega yang instan. Perlu dicatat, melukai diri sendiri bukan masalah yang sesungguhnya, karena mereka melukai diri sendiri sebagai bentuk untuk mencari ekspresi dari beragam perasaan yang tidak nyaman dan sulit ditangani.
Orang tua/wali, guru, atau individu dewasa perlu untuk memperhatikan reaksi mereka saat mengetahui anak mereka melukai diri sendiri.
- Bereaksi dengan berlebihan (seperti marah atau panik)
- Mengancam atau menghukum, atau memberikan hadiah/iming-iming (jika mereka tidak melakukan)
- Menanyakan “Mengapa kamu (teganya) berbuat seperti ini?“
- Memberikan pendapat atau nasihat yang bersifat menggurui atau menghakimi. Ingat: mereka butuh didengarkan dan mereka butuh Anda terbuka dengan perasaan mereka.
Mencari bantuan kepada profesional
Jika Anda merasa membutuhkan bantuan profesional, Anda dapat merujuk dan menemani anak atau murid Anda ke layanan kesehatan mental untuk anak-anak dan remaja.
Tujuan utama Anda menghubungi profesional adalah untuk menemukan akar penyebab masalahnya. Orang tua atau wali biasanya akan diminta untuk ikut terlibat dalam proses perawatan dan pemulihan. Dengan ini, latar belakang masalah akan menjadi lebih mudah dipahami dan memetakan jenis bantuan yang tepat.
Terdapat beberapa pendekatan perawatan atau pemulihan yang berbeda, tergantung dari apa yang menjadi penyebab masalahnya.
Langkah perawatan sering kali melibatkan kerja sama antara individu maupun anggota keluarga. Individu biasanya akan memerlukan bantuan terkait cara-cara menghadapi perasaan sulit yang menyebabkan ia melukai dirinya sendiri. Sementara, keluarga biasanya sering memerlukan bantuan untuk memastikan bahwa perilaku berbahaya tersebut tidak terulang lagi, serta bagaimana cara untuk memberikan dukungan yang diperlukan. Jika depresi atau kecemasan adalah bagian dari masalahnya, maka akan dibutuhkan penanganan lebih lanjut.
Kadang kala, bantuan yang lebih intensif juga mungkin diperlukan. Terkadang pemulihan dari pengalaman yang sangat berdampak atau menimbulkan trauma mungkin berjalan sangat perlahan, sehingga bantuan dari tenaga profesional akan diperlukan untuk jangka waktu yang lebih lama. Jangan menyerah – pemulihan adalah sebuah proses.
Jika ia melukai diri sendiri di depan Anda, jangan panik. Segera lakukan pertolongan pertama
Jangan merebut paksa alat yang ia gunakan untuk melukai diri sendiri, karena dapat berpotensi melukai mereka lebih jauh dan dirimu juga.
Tawarkan untuk melepas atau menaruh benda tersebut, lalu segera berikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan segera panggil layanan darurat/ambulans.
Terima kasih kepada Ricky Sidharta dan Tiffany Chandra ikut berkontribusi menerjemahkan konten ini.
Sumber:
HelpGuide.org. Cutting and Self-harm.
Royal College of Psychiatrists. Deliberate Self-harm in Young People: Information for Parents/Guardian’s, Teachers etc.
———. Deliberate Self-harm: Information for Young People
S.A.F.E. Alternatives®. Self-injury FAQs.