Menolong Seseorang Setelah Percobaan Bunuh Diri

Mengetahui bahwa seseorang yang kamu kasihi telah mencoba mengakhiri hidup mereka dapat menjadi pengalaman yang mempengaruhi kamu. Mereka juga membutuhkan dukungan.

Pada awalnya kamu mungkin merasa terkejut atau tidak percaya dengan pengalaman ini. Kadang-kadang, orang-orang yang dekat dengan orang yang mencoba bunuh diri menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang telah terjadi. Kamu pun mungkin berpikir, “andai saja aku mengawasi mereka lebih baik lagi”. Tetapi, bukan salah kamu jika seseorang yang dekat dengan kamu atau orang yang kamu kasihi telah mencoba bunuh diri.

Daftar Isi

Akuilah perasaan dirimu sendiri

Ketika seseorang yang kamu kasihi mencoba mengakhiri hidup mereka, hal ini dapat memicu beragam emosi yang kuat. Kamu mungkin merasa marah, sedih, atau takut. Kamu mungkin khawatir mengenai masa depan orang terkasih. Kamu mungkin juga merasa malu, bersalah, dan ingin menjauhi topik bunuh diri.

Apapun yang kamu rasakan di pikiranmu, akuilah perasaan yang ada di dalam dirimu. Kamu pun mungkin ikut merasa bahwa, dirimu sendiri, baru saja mengalami trauma. Sangat penting bagimu untuk mencari bantuan dan mengambil tindakan untuk menjaga dirimu sendiri.

Ingat: Apapun alasan orang yang kamu kasihi memutuskan mencoba bunuh diri, itu bukan salah kamu. Daripada fokus mencari siapa yang salah, fokuslah untuk memikirkan bagaimana orang terkasih dan dirimu sendiri dapat bekerja sama menuju pemulihan.

Pemulihan adalah proses.

“Orang yang saya kasihi baru saja pulang dari rumah sakit. Apakah itu berarti mereka sudah lebih baik?”

Doronglah orang terkasih untuk tetap berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa di rumah sakit (jika ada), dan dorong mereka untuk mengungkapkan pikiran-pikiran bunuh diri mereka kepada orang yang menjembatani pemulihannya.

Bersabarlah dan perlakukan dengan baik-baik. Jangan cepat menyerah dengan hal-hal kecil yang seolah-olah terlihat seperti kemunduran atau perbaikan yang sangat lambat.

Proses pemulihan setiap orang berbeda-beda. Pemulihan biasanya tetap berjalan selepas masa rawat inap, dan akan melibatkan dukungan dari profesional, serta teman dan keluarga. Enam bulan pertama setelah rawat inap merupakan masa yang sangat penting untuk upaya pemulihan penyintas bunuh diri, dan risiko untuk bunuh diri tetap tinggi dalam 12 bulan pertama.

Tips:

Bila mereka marah atau mengeluarkan kata-kata menyakitkan kepada kamu karena kamu mencegahnya bunuh diri atau mencoba mencari bantuan ke profesional, abaikan saja. Kamu tidak perlu merasa tersinggung.

Bersamalah dengan mereka

Salah satu bantuan terbaik yang dapat kamu berikan saat ini adalah kehadiran kamu. Bahkan ketika kamu tidak tahu harus berkata apa, cobalah untuk tetap bersama mereka. Selama beberapa minggu pertama, keberadaan kamu di dekat mereka sangat dibutuhkan. Bertemu atau bertatap muka memang lebih baik, tetapi masih ada banyak cara lain untuk tetap terhubung berkat teknologi – telepon, SMS, pesan instan, dan media sosial.

Selama mereka mengalami masa krisis, orang yang kamu kasihi mungkin menganggap bahwa mereka sendirian, atau sebagai beban bagi kamu dan orang-orang lain yang mengasihi mereka.

Bicaralah secara terbuka dengan orang yang kamu kasihi. Tanyakan kepada mereka apa yang mereka butuhkan, dan bantulah mereka membuat perencanaan yang baik untuk pemulihan mereka.

Ingat:

Cobalah untuk memahami perasaan dan sudut pandang orang tersebut sebelum mencari solusi bersama. Daripada fokus memikirkan bahwa mereka harus mencapai kebahagiaan dengan cara tertentu, fokuslah dengan apa yang membuat mereka bahagia dengan cara mereka sendiri. Tanyakan apa yang mereka butuhkan, sebelum menawarkan apa yang bisa kita berikan.

Bagaimana saya bisa membantu pemulihan orang yang saya kasihi?

Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu proses pemulihan mereka:

Ajak untuk berdialog

Ajak orang terkasih untuk berdialog mengenai bagaimana perlakuan yang ingin mereka terima. Tanyakan juga kepadanya bagaimana dan seberapa sering kamu boleh memeriksa/menanyakan kondisinya agar mereka juga merasa nyaman.

Buat rencana keamanan (safety plan) bersama-sama

Ajak orang yang kamu kasihi untuk mengembangkan rencana keamanan (safety plan) bersama dengan profesional. Rencana keamanan sangat bermanfaat sebagai panduan saat orang yang kamu kasihi memiliki pemikiran bunuh diri di masa depan.

Ajak untuk menjaga gaya hidup sehat

Ajak mereka untuk melakukan gaya hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan, berolahraga, dan tidur yang teratur.

Carilah hal yang mendukung pemulihan mereka

Bantu kenali cara-cara untuk mendukung pemulihan mereka, seperti mengurangi beban kerja kereja, memperkenankan orang lain membantu mereka menyelesaikan tanggung jawab sehari-hari, dan bergaul dengan orang-orang yang mendukung mereka.

Ajak untuk merawat diri

Ajak mereka untuk merawat diri dan aktivitas relaksasi, seperti meditasi, berinteraksi dengan alam, dan mendengarkan musik yang membantu meningkatkan mood mereka.

Buat lingkungan sekitar mereka aman

Tanyakan pada orang sekitar bagaimana kamu dapat membantu membuat lingkungan mereka lebih aman, dan ambil tindakan untuk mencegah akses bahaya, seperti mengambil atau mengamankan senjata api, benda tajam, dan obat-obatan.

Kerja sama

Mintalah bantuan orang lain dan pastikan kamu mendapatkan bantuan dari keluarga, pasangan, dan teman untuk sama-sama mendukung orang tersebut.

Dukung proses pemulihan bersama profesional

Dorong orang yang kamu kasihi untuk memanfaatkan dukungan profesional yang tersedia bagi mereka. Bentuk dukungan yang bisa kamu berikan seperti dengan menemani mereka saat bertemu dengan profesional, mengikuti terapi, atau berobat, agar mereka bisa menjalani pemulihan dengan hasil terbaik.

Ingatlah bahwa kamu tidak harus menggantikan peran konselor, psikiater, atau dokter sendirian.

Apa yang harus saya katakan kepada seseorang yang telah mencoba bunuh diri?

Banyak yang bilang bahwa mereka merasa kesulitan untuk menolong seseorang yang telah mencoba bunuh diri karena mereka merasa tidak tahu harus berkata atau berbuat apa. Memang sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat ketika kamu sendiri pun merasa penat dan penuh emosi.

Ciptakan sebuah ‘ruang aman’, tempat orang tersebut merasa dicintai, diperhatikan, diterima, didukung, dan dipahami. Beritahukan orang itu bahwa kamu mendukung dan mendengarkan keluh kesah mereka. Mengajukan pertanyaan yang sifatnya terbuka dapat membantu membuka komunikasi. Contoh:

"Saya turut prihatin bahwa kamu telah mengalami sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Saya senang kamu masih di sini."

"Saya turut bersedih, kamu terluka sampai sejauh itu. Saya sangat berharap dapat membantu kamu."

"Aku di sini untukmu. Ingatlah bahwa kamu selalu dapat berbicara dengan saya jika perlu."

"Saya ingin sekali dapat membantu kamu. Apa kamu bisa tolong katakan apa yang bisa saya lakukan agar kamu lebih baik?"

Hindari reaksi yang tidak membantu pemulihan

Penting bagi kamu untuk menyadari perasaamu sendiri, dan hindari bereaksi dengan cara yang dapat mempersulit komunikasi atau menyebabkan orang yang kamu kasihi menjadi tersinggung dan menarik diri. Respons yang tidak membantu misalnya:

Panik: “Astaga, ini tidak mungkin terjadi! Aku benar-benar bingung sekarang.

Mengejek: “Kamu benar-benar gila.

Mengkritik: “Bodohnya kamu melakukan hal itu.

Berkhotbah atau memberi ‘kuliah’: “Kamu tahu kamu seharusnya tidak melakukan itu; Kamu tuh harusnya perbanyak berdoa/berzikir/beribadah.

Mengabaikan: “Jika saya berpura-pura ini tidak terjadi, semua ini akan hilang dengan sendirinya.

Meninggalkan orang itu: “Saya tidak mau berurusan dengan semua ini, saya lebih baik pergi.

Menghukum orang tersebut: “Dasar anak nakal. Saya tidak sudi berbicara dengan mereka sampai mereka memperbaiki diri mereka sendiri!

Mendramatisir: “Ini adalah hal paling ngaco yang kamu lakukan!”

Menyepelekan atau mencoba mencari ‘solusi cepat’: “Tinggal nyari angin segar aja bentar, beres kok.

Menjadi marah atau tersinggung: “Saya tidak percaya kamu tega-teganya mencoba bunuh diri.

Membuat orang itu merasa bersalah atau egois: “Kamu tahu apa yang terjadi gara-gara semua ini?

Memberitahu orang lain tentang upaya bunuh diri

Sayangnya, masih banyak stigma seputar bunuh diri di masyarakat. Stigma ini mungkin menyulitkanmu untuk membahas percobaan bunuh diri orang yang kamu kasihi, karena kamu mungkin takut bahwa kamu atau mereka akan dihakimi atau dikritik.

Penting untuk diingat bahwa kamu berhak menentukan siapa saja yang dapat kamu ceritakan situasinya, dan seberapa detail cerita yang akan kamu ungkapkan kepada orang lain.

Kamu mungkin perlu menyiapkan respon tertentu ketika ditanya tentang percobaan bunuh diri, seperti: “Ya, ini masa yang sulit bagi kami, tetapi kami mencoba memberikan dukungan yang ia butuhkan“.

Membicarakan hal ini kepada orang-orang yang juga pernah berada dalam situasi yang mirip, seperti melalui kelompok dukungan bagi pengasuh (caregiver) atau komunitas kesehatan jiwa, dapat memberikan sumber dukungan dan pengertian yang tidak menghakimi.

Jangan lupa untuk memperhatikan dirimu sendiri

Menolong seseorang yang telah mencoba bunuh diri bisa menguras emosi, penuh stres, dan melelahkan. Kamu tidak mungkin mampu mengawasi seseorang 24 jam sehari.

Sangat penting agar kamu juga menjaga diri sendiri dan mendapatkan dukungan yang kamu butuhkan. Ini bukan sesuatu yang kamu perlu tangani sendiri.

Pastikan kamu memiliki sistem pendukung yang memadai di sekitarmu. Tentukan anggota keluarga atau teman tepercaya yang dapat kamu ajak bicara, atau bergabunglah dengan kelompok pendukung di sekitarmu.

Jika kamu merasa sulit untuk mengatasi situasi ini sendiri, kamu dapat mempertimbangkan konseling atau dukungan profesional lainnya untukmu.

Sumber:

American Foundation of Suicide Prevention. When a Loved One Has Made an Attempt. Diakses dari www.afsp.org

Suicide Line Victoria. Supporting someone after a suicide attempt. Diakses dari www.suicideline.org.au