Refleksi Aktivitas Into The Light Indonesia 2014

Tahun 2014 yang baru saja berlalu ini dipenuhi dengan beragam aktivitas baru untuk Into The Light Indonesia. Berbeda dengan tahun 2013, di mana kami lebih banyak mengusung dan melakukan program internal, pada tahun 2014 kami membangun kerjasama, berpartisipasi, dan berkontribusi dalam berbagai event yang diselenggarakan oleh berbagai pihak dari pemerintah, institusi pendidikan dan keagamaan, maupun organisasi berbasis masyarakat di tingkat nasional ataupun internasional.

World Bipolar Day 2014, 30 Maret 2014 (Pendi, Benny, Aldara, Kevin)
World Bipolar Day 2014, 30 Maret 2014 (Pendi, Benny, Aldara, Kevin)

Partisipasi dan kerjasama pertama di tahun 2014 ini, kami lakukan dengan turut berkontribusi dalam Hari Bipolar Sedunia (World Bipolar Day) pada tanggal 30 Maret yang diselenggarakan oleh Asian Network of Bipolar Disorder (ANBP), International Bipolar Foundation (IBPF), dan International Society for Bipolar Disorder (ISBD).  Hari Bipolar Sedunia memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran global mengenai gangguan bipolar dan menghapuskan stigma kepada orang dengan gangguan bipolar yang mencakup 2% dari populasi dunia.

Dalam kampanye Hari Bipolar Sedunia ini, Into The Light Indonesia turut berpartisipasi dalam kampanye foto bersama untuk menunjukkan dukungan kepada orang dengan bipolar di seluruh dunia.  Pemotretan dilakukan pada tanggal 20 Maret 2014 yang dikirimkan ke e-mail IBPF. Dalam foto bersama ini, masing-masing dari 4 anggota kami (Pendi, Aldara, Benny, dan Kevin) memegang satu kertas bertuliskan satu huruf untuk membentuk kalimat ”We stand against stigma” sebagai bentuk dukungan kami untuk melawan stigma. Bentuk dukungan ini dipilih karena sesuai dengan motto Into the Light Indonesia “Hapus Stigma, Peduli Sesama, Sayangi Jiwa”.

Foto bersama tim pembuatan video Into The Light (2 Agustus 2014)
Foto bersama tim pembuatan video Into The Light (2 Agustus 2014)

Pada bulan Juni, kami diminta untuk membuat sebuah video perkenalan mengenai Into the Light Indonesia sebagai komunitas remaja yang peduli pencegahan bunuh diri di Indonesia oleh Grassroot Suicide Prevention dari Brighton, United Kingdom (GSP-UK). Video dari Into the Light Indonesia digunakan oleh pihak GSP-UK untuk mengisi salah satu sesi mengenai jaringan kerjasama global mereka pada peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 September dengan tema ”One World Connected”.

Pembuatan video dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2014 di Jakarta. Dengan kerjasama dari sukarelawan dan teman-teman yang berpartisipasi, video ini dapat diputar di acara peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diselenggarakan GSP-UK.

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=ZBEFJdzBWKY]

Pemutaran film Into The Light di Grassroots Suicide Prevention UK
Pemutaran film Into The Light di Grassroots Suicide Prevention UK

Di bulan Agustus, Into The Light Indonesia juga menjadi salah satu konsultan untuk komunitas hak asasi manusia anak muda, Road to Rights Indonesia, untuk menyelenggarakan acara pada International Youth Day 2014 yang bertemakan Mental Health Matters. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 12 Agustus 2014 bersama Himpunan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana ini mengundang tiga orang pembicara atas rujukan dari Into The Light Indonesia, mereka adalah Bapak Bagus Utomo selaku caregiver orang dengan skizofrenia sekaligus pendiri Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Mbak Nova Riyanti Yusuf selaku aktivis kesehatan jiwa, dan juga Hannah Madness yang merupakan seorang anak muda yang hidup dengan gangguan bipolar.

Wawancara bersama Benny di RPK FM (8 September 2014)
Wawancara bersama Benny di RPK FM (8 September 2014)

Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2014 kembali diperingati Into the Light Indonesia bersama P3M Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Jika pada tahun 2013 lalu, mahasiswa dari STTJ bersama tim dari Into the Light Indonesia bekerjasama untuk membuat sebuah seminar dengan pendekatan psikologi dan teologi untuk mengkaji fenomena bunuh diri, tahun ini Into the Light Indonesia dilibatkan dalam dua rangkaian program. Program pertama adalah memberikan edukasi mengenai bunuh diri dalam perspektif suicidology pada minggu pertama untuk rangkaian pemutaran film “Tribute to Robin Williams” tanggal 3 September 2014. Program kedua adalah siaran program Baso Kita di Radio Pelita Kasih 96,30 FM pada tanggal 8 September 2014.

Foto bersama tim pembuatan video Into The Light (2 Agustus 2014)
Foto bersama tim pembuatan video Into The Light (2 Agustus 2014)

Dari kedua kesempatan ini, kami juga mengajak masyarakat untuk dapat partisipasi dalam kampanye foto bersama sebuah lilin yang menyala di dalam ruang gelap untuk diunggah ke Twitter dengan kicauan, ”Mari saling terhubungkan dan bersatu cegah bunuh diri #OneWorldConnected #LightACandle #WSPD2014 @IntoTheLightID“. Kampanye ini dilakukan pada tanggal 10 September 2014. Kami sangat berterimakasih atas tingginya apresiasi dan partisipasi masyarakat di tahun ini.

Selain dengan Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, kami juga mendapatkan sebuah kesempatan untuk berkontribusi dalam sebuah workshop yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Workshop bertajuk “Koordinasi Lintas Sektor, Lintas Program dan Masyarakat dalam Rangka Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia” ini melibatkan banyak praktisi, akademisi serta juga aktivis yang sudah lama berkecimpung dalam gerakan kesehatan jiwa di Indonesia.

Di dalam workshop ini, kami berkesempatan untuk membawakan sesi “Upaya Remaja dalam Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia” yang dimoderasi oleh Ibu Indria Laksmi Gamayanti, ketua dari Ikatan Psikologi Klinis Pusat. dan menjelaskan apa saja yang telah dilakukan oleh Into the Light Indonesia sepanjang tahun 2013-2014. Apresiasi diberikan oleh Profesor Irwanto pada program pasca bunuh diri Into the Light Indonesia yang juga memberikan ruang bagi kelompok penyintas kehilangan kerabat akibat bunuh diri (suicide loss survivor) pada International Survivor of Suicide Day. Program yang melibatkan suicide loss survivor ini perlu dikembangkan seiring dengan perkembangan program-program yang mencegah bunuh diri.

Selain itu, apresiasi juga didapatkan dari dr. Pandu Setiawan, SPKj untuk langkah Into the Light Indonesia dalam melibatkan anak muda sebagai salah satu populasi rentan bunuh diri sebagai aktor dari pencegahan bunuh diri itu sendiri. Pelibatan anak muda dalam isu pencegahan bunuh diri yang menjadi tema utama dari setiap program Into the Light Indonesia ini memang memiliki beberapa tujuan. Pertama, agar dapat memberikan ruang bagi mereka yang mengalami pemikiran ataupun percobaan bunuh diri di usia remaja turut berbicara dalam menghapus stigma. Kedua, untuk menunjukkan bahwa anak muda bukanlah kelompok yang hanya dapat menjadi objek dari program, tapi menjadi penggerak dari setiap program yang ada. Ketiga, anak muda dapat menunjukkan diri bahwa mereka juga dapat berkontribusi untuk meningkatkan kondisi kesehatan jiwa dan menurunkan tingkat bunuh diri di Indonesia. Setidaknya, hingga saat ini, Into the Light Indonesia masih menjadi satu-satunya komunitas yang digerakkan oleh anak muda untuk isu pencegahan bunuh diri pada anak muda.

Kiriman paket dari National Center for the Prevention of Youth Suicide, American Association of Suicidology (13 September 2014)
Kiriman paket dari National Center for the Prevention of Youth Suicide, American Association of Suicidology (13 September 2014)

Sesi terakhir dari workshop ini juga digunakan untuk melakukan evaluasi mengenai inisiatif pencegahan bunuh diri di Indonesia. Dari sesi ini, didapatkan bahwa masih sedikit program pencegahan bunuh diri yang dilakukan dari berbagai sektor. Hal ini tentunya menjadi motivasi bagi Into the Light Indonesia dan juga semua pihak yang berpartisipasi untuk dapat terus berkontribusi lagi kepada masyarakat. Apalagi mengingat Into the Light Indonesia telah memperoleh dukungan berupa kiriman paket program pencegahan bunuh diri sekolah bernama “U OK?” dari National Center for Prevention of Youth Suicide (NCPYS), 2 hari sebelumnya (13/09/2014).

National Center for Prevention of Youth Suicide adalah sebuah divisi khusus pencegahan bunuh diri pada kalangan anak muda dari American Association of Suicidology. Paket program ini dikirimkan dari Washington DC ke Jakarta sebagai bentuk apresiasi dari partisipasi pendiri dan koordinator Into the Light Indonesia, Benny Prawira, dalam tim Youth Advisory Board NCPYS dengan masa jabatan 2013–2015.

World Alzheimer Day bersama Menkes dr. Nafsiah Mboi, SpA, M.P.H. (20 September 2014)
World Alzheimer Day bersama Menkes dr. Nafsiah Mboi, SpA, M.P.H. (20 September 2014)

Selain hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, bulan September juga memiliki peringatan Hari Alzheimer Sedunia. Kami berkesempatan untuk menghadiri peringatan Hari Alzheimer Sedunia ini pada car free day Jakarta, 20 September 2014. Peringatan Hari Alzheimer Sedunia ini mengajak banyak pihak untuk berpartisipasi dalam jalan bersama yang mereka selenggarakan. Selain itu, beberapa booth untuk konseling kesehatan jiwa dan edukasi mengenai alzheimer juga disediakan. Di kesempatan ini kami turut bertemu dengan Menteri Kesehatan Indonesia (Kabinet Indonesia Bersatu II), Nafsiah Mboi.

Kenali gejala umum Demensia Alzheimer - poster World Alzheimer Day (20 September 2014)
Kenali gejala umum Demensia Alzheimer – poster World Alzheimer Day (20 September 2014)
World Alzheimer Day (20 September 2014)
World Alzheimer Day (20 September 2014)

Di awal bulan Oktober, tepatnya pada hari Minggu, 5 Oktober 2014, Into the Light Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan edukasi mengenai pencegahan bunuh diri pada remaja di Vihara Dhammacakka Jaya untuk Mahasiswa Sarjana Theravada Indonesia. Kesempatan kerjasama dengan institusi agama Buddha ini diawali dari keprihatinan atas fenomena kesehatan jiwa dalam akhir-akhir ini, dimulai dari meninggalnya Robin Williams karena bunuh diri, kondisi kesehatan jiwa salah satu selebritis Indonesia yang menjadi perdebatan di dalam infotainment, dan juga permintaan untuk legalisasi bunuh diri dengan bantuan dari Ignatius Ryan yang ramai dibicarakan di media. Edukasi selain membahas mengenai bunuh diri dalam perspektif suicidology, juga dibahas dalam perspektif Buddhisme. Di akhir sesi edukasi, didapatkan sebuah kesimpulan bahwa intervensi untuk gangguan kejiwaan tidak hanya berbasiskan spiritual seperti meditasi, tapi juga harus melibatkan tenaga ahli kesehatan jiwa seperti psikiater dan psikolog.

Peluncuran buku-buku bertemakan keswa oleh Noriyu, di Pacific Place (10 Oktober 2014)
Buku-buku bertemakan keswa oleh Noriyu, di Pacific Place (10 Oktober 2014)

Tanggal 10 Oktober 2014 yang merupakan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Into The Light Indonesia mendapatkan undangan untuk menghadiri peluncuran buku dari Nova Riyanti Yusuf yang menginisiasi Undang-undang Kesehatan Jiwa semasa menjabat sebagai anggota legislatif. Kami mendapatkan buku berjudulkan “A Rookie and The Passage of Mental Health Law” dari acara yang dilaksanakan di @America, Pacific Place. Peluncuran buku berisi perjuangan Mbak Noriyu untuk mengesahkan RUU Kesehatan Jiwa ini ini dihadiri oleh banyak undangan dari profesi psikiater, psikolog, ikatan lembaga mahasiswa psikologi, serta kolega dari Mbak Noriyu.

Puncak Peringatan Hari Keswa Sedunia, di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski (10 Oktober 2014)
Puncak Peringatan Hari Keswa Sedunia, di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski (10 Oktober 2014)

Pada sore harinya, kami meluncur langsung ke Hotel Kempinski Indonesia untuk menghadiri Puncak Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, Arswakoi, PDSKJI, dan KPSI di Bali Room Hotel Indonesia Kempinski. Sesuai dengan tema Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun 2014 yaitu “Living With Schizophrenia“, ibu Nafsiah Mboi memberikan kesempatan bagi teman-teman caregiver dan orang dengan skizofrenia untuk bicara mengenai pengalaman mereka. Deklarasi dukungan untuk orang dengan skizofrenia dari berbagai agama juga menjadi salah satu sesi dari Puncak Peringatan ini mengingat masih banyaknya stigma yang cenderung menyalahkan orang dengan gangguan jiwa sebagai dikutuk Tuhan, tidak beriman, dan mudah putus asa. Puncak Peringatan ini ditutup dengan menyalakan lilin bersama yang dibagikan sebelumnya di Bunderan HI diiringi dengan flash mob.

Perayaan hari Keswa Sedunia (10 Oktober 2014)
Perayaan hari Keswa Sedunia (10 Oktober 2014)
Perayaan hari Keswa Sedunia, bersama Bagus Utomo dari KPSI (10 Oktober 2014)
Perayaan hari Keswa Sedunia, bersama Bagus Utomo dari KPSI (10 Oktober 2014)
Perayaan hari Keswa Sedunia, di Bundaran Hotel Indonesia (10 Oktober 2014)
Perayaan hari Keswa Sedunia, di Bundaran Hotel Indonesia (10 Oktober 2014)
Perayaan hari Keswa Sedunia (10 Oktober 2014)
Perayaan hari Keswa Sedunia (10 Oktober 2014)

Di bulan November, Into the Light Indonesia kembali mendapatkan undangan kerjasama dari Kementerian Kesehatan untuk berpartisipasi dalam Pameran Pembangunan Kesehatan untuk Hari Kesehatan Nasional. Pameran ini dilaksanakan di kawasan Monumen Nasional pada tanggal 14-16 November 2014.  Dalam kesempatan kali ini, tim dari Into the Light Indonesia yang dibantu oleh 3 orang mahasiswi dari Program Magister Profesi Psikologi Klinis Dewasa Universitas Indonesia dan 1 orang anggota komunitas Welcome (We Love Counseling Community) dari Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, bekerjasama dengan staf dari Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan memberikan edukasi dan konseling untuk kesehatan jiwa. Beberapa kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat stres, kecemasan, dan depresi dari orang yang hendak melakukan konseling.

Hari Kesehatan Nasional di kawasan Monas, 14-16 November 2014
Hari Kesehatan Nasional di kawasan Monas, 14-16 November 2014

Selain pelayanan kesehatan jiwa, terdapat juga pelayanan konseling HIV dan Narkoba dari Direktorat Bina Kesehatan Jiwa. Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM (K) selaku Menteri Kesehatan Kabinet Kerja juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pameran ini pada 16 November 2014.

Di akhir bulan November, tepatnya tanggal 23-26 November 2014, Into the Light Indonesia kembali mendukung sebuah event yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Di dalam konsultasi internasional yang melibatkan beberapa gereja dan komunitas dari Asia, Eropa, dan Afrika ini, Into the Light Indonesia juga diberikan kesempatan untuk mengisi salah satu workshop pada tanggal 25 November 2014 mengenai pencegahan bunuh diri. Dalam workshop yang digelar dalam bahasa Inggris ini, hadir beberapa peserta konsultasi internasional dari Jamaika, India, Singapura, Filipina, Selandia Baru, dan juga mahasiswa STTJ.

Selain aktivitas yang sudah terselesaikan di tahun 2014, masih terdapat dua aktivitas yang masih berjalan hingga tahun 2015 ini. Aktivitas pertama adalah penerjemahan buku Healthy Living with Bipolar dari International Bipolar Foundation ke bahasa Indonesia. Pada saat ini, buku Healthy Living with Bipolar masih dalam tahap penerjemahan dan menunggu untuk proses editing di awal tahun ini. Diharapkan buku yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia nantinya dapat membantu orang dengan bipolar di Indonesia agar dapat tetap beraktivitas dengan baik. Aktivitas kedua adalah riset untuk melihat tingkat perilaku bunuh diri pada kalangan remaja di Jabodetabek yang hendak mencakupi 300 orang remaja berusia 15 – 25 tahun. Riset ini dimulai pada pertengahan tahun 2014 dan direncanakan rampung sebelum pertangahan 2015 agar dapat menjadi materi edukasi dan acuan program pencegahan bunuh diri spesifik pada remaja di Indonesia. Jika Anda hendak berpartisipasi dalam riset ini, anda dapat menghubungi kami via e-mail intothelight.email[at]gmail.com dengan memberikan nama jelas dan kontak nomor ponsel untuk melakukan persetujuan tatap muka karena sifat riset yang membutuhkan tatap muka untuk mengumpulkan data.

Tentunya, tahun 2015 ini diharapkan juga agar Into the Light Indonesia dapat menjangkau lebih banyak komunitas dan institusi dalam memberikan edukasi pencegahan bunuh diri. Jika komunitas, organisasi, dan insitusi Anda membutuhkan pendidik sebaya/fasilitator mengenai edukasi pencegahan bunuh diri ataupun pasca bunuh diri, Anda dapat menghubungi kami di intothelight.email[at]gmail.com. Mengingat sensitifnya fenomena ini, maka kami dapat rahasiakan nama lembaga jika tak ingin dipublikasi. Untuk saat ini, kami belum memberikan pelayanan psikologis ataupun pelatihan/pendidikan non-formal terkait konseling ataupun terapi untuk perilaku bunuh diri. Jika Anda hendak melakukan konseling terkait pemikiran ataupun percobaan bunuh diri, silahkan hubungi psikolog terdekat yang tersedia di kota Anda.

Sebagai penutup tulisan refleksi aktivitas kami di tahun 2014 ini, kami hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak:

  • Bapak Stephen Suleeman dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta atas pelibatan Into the Light Indonesia dalam berbagai kegiatan P3M, mereka menjadi institusi pendidikan sekaligus keagamaan pertama yang menjadi mitra kami hingga sekarang. Seluruh kerjasamanya sangat kami apresiasi secara mendalam.
  • Bapak Bagus Utomo dan kawan-kawan dari Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia atas dukungan moral, undangan untuk partisipasi dalam berbagai kegiatan KPSI serta materi edukasinya.
  • Amy Kulp sebagai kordinator dari Youth Advisory Board di NCPYS yang memberikan paket “U OK?”.
  • Mbak Nova Riyanti Yusuf atas sahnya UU Kesehatan Jiwa dan juga ajakan untuk terus berpartisipasi bersama dalam memajukan kesehatan jiwa di Indonesia.
  • Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Indonesia untuk pelibatan Into the Light Indonesia dalam event-event-nya pada tahun 2014.
  • Chris dari Grassroot Suicide Prevention, United Kingdom.
  • Rekan-rekan dari International Bipolar Foundation.
  • Rekan-rekan mahasiswa dari komunitas Welcome, Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
  • Rekan-rekan mahasiswa dan alumni dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang menjadi peneliti untuk riset kami, bantuan untuk penerjemahan alat ukur dalam riset kami, konselor di saat Pameran Pembangunan Kesehatan, dan juga partisipan dalam pembuatan video perkenalan Into the Light Indonesia.
  • Mahasiswa Sarjana Theravada Indonesia, untuk kesempatan edukasi di Vihara Dhammacakka Jaya.
  • Rekan-rekan Road to Rights Indonesia, khususnya kepercayaan yang diberikan oleh Nabilla Shabrina dan Rukito Widodo.

Semoga di tahun 2015 nanti, kita dapat menjalin kerjasama lebih jauh lagi untuk kemajuan kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri di Indonesia.

Tidak lupa juga, terima kasih sebanyak-banyaknya untuk partisipasi semua orang yang bersedia turut serta dalam kampanye daring untuk Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, serta Anda yang terus mendukung gerakan kesehatan jiwa di Indonesia, juga yang mendukung kami di Facebook dan Twitter. Tanpa dukungan anda semua, kami tidak dapat melangkah sejauh ini dalam meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri di Indonesia. Mari kita terus bersama suarakan hapus stigma, peduli sesama, dan sayangi jiwa untuk Indonesia sehat jiwa raga!

Kevin Sucianto
Kevin Sucianto
Sebagai "Social Media Auditor", Kevin mulai berkontribusi di Into The Light Indonesia sejak 2013, lalu kabur sebelum kembali lagi pada 2018. Kevin adalah lulusan mahasiswa akuntansi yang saat ini tobat berprofesi di bidang marketing communication, penulis konten, dan pengelola media sosial. Di saat waktu luang, senang bermain Cookie Run: OvenBreak, mengisi teka-teki silang, menjadi barista abal-abal, atau berburu restoran paling enak di Jakarta.