Di lorong ia menerka-nerka
siapa yang sedang membedah jiwa di dalam ruangan
janji temunya masih setengah jam lagi tapi ia sudah disana
Lima menit pertama ia habiskan bermain ponsel
Lima menit kedua ia memandang sekitar
Lima menit ketiga ia mendengarkan musik
Lima menit keempat ia berpikir apa yang hendak ia katakan
Lima menit kelima ia berpikir apa yang akan ia keluhkan
Lima menit keenam ia berpikir apa yang harus ia ceritakan
Kemudian namanya dipanggil
dari dalam ruangan seorang gadis keluar setelah berpelukan
Gadis itu tersenyum manis seakan-akan sudah lega
Ia berpikir, mungkin aku bisa selega itu nanti
Ia masuk, berjabat tangan, berkenalan, dan duduk
Enam puluh menitnya dimulai
lalu ia diam
bingung
padahal banyak suara di kepalanya sudah menyuruhnya angkat bicara
apalagi sudah ia persiapkan semuanya selama lima belas menit
sebelum ia masuk ruangan ia sudah siap
sekarang, ia kembali tidak siap
Di menit ke empat puluh sembilan ia angkat bicara
“Aku lelah,”
Sang tuan rumah mengangguk
mencoba menggali lebih tapi nihil
Ia hanya mengucap dua kata itu
Sebelas menit terakhir lebih ramai
walau dari mulutnya hanya mengucapkan
“Aku lelah,” pada setiap pertanyaan
Di menit ke enam puluh, ia pamit
berpelukan, dan keluar ruangan,
tersenyum, lega.
Mungkin cukup dua kata dulu
sebelum banyak cerita
Mungkin dua kata sudah cukup
untuk melepas beban
perlahan