Panduan Singkat Mengenali Berita Bunuh Diri yang Aman

Dalam seri berikutnya dari infografik pemberitaan bunuh diri kali ini, kami akan memberikan pedoman singkat untuk mengenali ciri-ciri berita bunuh diri yang aman, sesuai dengan “Pedoman Pemberitaan terkait Tindak dan Upaya Bunuh Diri” yang disusun oleh Dewan Pers.

Cek juga infografik yang lain, di mana kami akan mengajak bagaimana kamu dapat berpartisipasi untuk menangkal pemberitaan yang tidak aman, dan apa dampak negatif dari pemberitaan yang tidak aman. Stay tuned ya!


Lakukan:

  • Gambarkan bunuh diri sebagai isu kesehatan masyarakat.
  • Sertakan kalimat yang memberikan harapan dan pemulihan dari kondisi hendak bunuh diri.
  • Sertakan informasi yang tepat, seperti data/fakta seputar bunuh diri, tanda-tanda peringatan bunuh diri, atau cara menghadapi orang yang ingin bunuh diri.
  • Tambahkan informasi kontak yang bisa dihubungi apabila pembaca mengalami pemikiran bunuh diri.

Jangan:

  • Mengemas berita secara sensasional.
  • Menduga bunuh diri dilakukan karena penyebab tunggal.
  • Membeberkan informasi pribadi orang yang bunuh diri.
  • Mengambil materi dari media sosial sebagai “sumber” berita bunuh diri.
  • Menyertakan foto, suara, atau video yang menunjukkan cara/adegan bunuh diri.
  • Mewawancarai saksi atau kerabat yang ditinggalkan, atau orang yang tidak relevan sama sekali.
  • Mengaitkan dengan hal-hal gaib atau mistis.
Kevin Sucianto
Kevin Sucianto
Sebagai "Social Media Auditor", Kevin mulai berkontribusi di Into The Light Indonesia sejak 2013, lalu kabur sebelum kembali lagi pada 2018. Kevin adalah lulusan mahasiswa akuntansi yang saat ini tobat berprofesi di bidang marketing communication, penulis konten, dan pengelola media sosial. Di saat waktu luang, senang bermain Cookie Run: OvenBreak, mengisi teka-teki silang, menjadi barista abal-abal, atau berburu restoran paling enak di Jakarta.