UNTUK DISIARKAN SEGERA
JAKARTA, 6 Januari 2020 – Memasuki tahun ketujuh berdirinya Into The Light Indonesia sebagai komunitas orang muda yang bergerak dalam pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa berbasis bukti ilmiah dan hak asasi manusia, Into The Light Indonesia telah resmi beralih dari komunitas menjadi yayasan, yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM dengan nama resmi Yayasan Insan Teman Langit.
Adapun latar belakang dari terbentuknya Yayasan Insan Teman Langit adalah salah satu bentuk upaya yang lebih konkret untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap isu pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa, khususnya pada orang muda, melalui beragam bentuk kerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap isu kesehatan jiwa, seperti organisasi nirlaba, pemerintahan, dan pihak swasta lainnya.
“Berdirinya yayasan ini adalah salah satu bentuk konkret kami untuk dapat lebih banyak berkontribusi di Indonesia, sekaligus meningkatkan akuntabilitas dan kapabilitas kami secara lebih profesional,” sambung Benny Prawira selaku pendiri komunitas Into The Light Indonesia.
Perubahan struktur organisasi ini mulai diberlakukan pada tahun baru 2020, sekaligus untuk menyongsong dekade baru. Sesuai dengan hasil rapat umum pembentukan Yayasan Insan Teman Langit, diumumkan susunan kepengurusan Yayasan Insan Teman Langit yang baru sebagai berikut:
- Kepala Koordinator: Alfonsus Bayu Dirgantara
- Sekretaris: Joanna Dorothy Inez
- Bendahara: Kevin Sucianto dan Sylvia Adriana
Benny Prawira, selaku pendiri komunitas Into The Light Indonesia dengan ini resmi melepaskan jabatannya sebagai Kepala Koordinator efektif 15 Desember 2019. Untuk seterusnya, Benny Prawira akan menjabat sebagai Penasihat Yayasan.
Adapun Yayasan Insan Teman Langit juga resmi mengangkat Steven Cokro dan Iqbal Maesa Febriawan sebagai Pengawas Yayasan. Kedua anggota Dewan Pengawas telah berkontribusi di Into The Light Indonesia sejak 2017, dan keduanya telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi Into The Light Indonesia untuk mengembangkan komunitas, khususnya dalam bidang riset.
Kegiatan-kegiatan yang telah ataupun saat ini berlangsung di dalam komunitas Into The Light Indonesia akan tetap berjalan di bawah naungan Yayasan Insan Teman Langit. Adapun program pengembangan kapasitas bagi kandidat Lightbringers, Rise and Shine 2020, akan tetap berjalan sesuai jadwal.
“Kami merasa sangat perlu untuk merumuskan kembali program dan fokus Yayasan untuk jangka panjang dengan sangat masak. WHO telah memperingatkan bahwa depresi akan menjadi masalah kesehatan masyarakat terbesar kedua secara global di tahun 2020. Ini artinya, waktu kami tidak banyak. Kami perlu berkontribusi lebih jauh lagi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya orang muda untuk pencegahan bunuh diri, menuju Indonesia yang sehat jiwa, selaras dengan misi pembangunan karakter manusia Indonesia yang berkelanjutan.” sambung Alfonsus Bayu Dirgantara, selaku Kepala Koordinator Yayasan Insan Teman Langit yang baru.
Namun, dalam jangka pendeknya, Yayasan Insan Teman Langit akan berfokus untuk menyelaraskan visi/misi yayasan dengan kebutuhan komunitas, termasuk menjalankan Rise and Shine yang telah menjadi program tahunan Into The Light Indonesia sejak 2016.
Sampai dengan saat ini, Into The Light Indonesia sudah memiliki tiga kelompok kerja yang berfokus untuk riset, advokasi dan edukasi terkait pencegahan bunuh diri di tingkat universitas, pemberdayaan penyintas kehilangan bunuh diri, serta pedoman pemberitaan terkat tindak dan upaya bunuh diri yang aman di Indonesia. Into The Light Indonesia juga memiliki tim Social Media Safety yang berfokus untuk menjalin kerja sama dengan penyedia layanan media sosial dan mengembangkan sistem pencegahan bunuh diri, dengan tujuan utama untuk menumbuhkan lingkungan media sosial yang lebih aman bagi penggunanya.
Tentang Into The Light Indonesia
Into The Light Indonesia (Yayasan Insan Teman Langit) adalah komunitas orang muda untuk advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa remaja dan populasi khusus lainnya yang berbasis bukti ilmiah dan hak asasi manusia. Motto Into The Light Indonesia adalah “Hapus Stigma, Peduli Sesama, Sayangi Jiwa“.
Sejak tahun 2013, Into The Light Indonesia telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan banyak program yang menyentuh ribuan peserta di seluruh Indonesia, terutama di area Jabodetabek. Program yang Into The Light Indonesia lakukan diantaranya pelatihan, lokakarya, seminar, atau bincang-bincang, serta ragam kampanye multisektor.
Into The Light Indonesia bukan pusat krisis bunuh diri dan tidak membuka layanan konseling profesional.