Suicide Stigma as a Predictor of Help-Seeking Intention among Undergraduate Students in Jakarta

Klik untuk melihat artikel lengkap.

Abstrak

Previous research has found that stigma tends to impair help-seeking intention in a suicidal crisis for university students across the globe. Yet very little research has investigated how suicide-specific stigma affects help-seeking intention in a suicidal crisis among university students in the Indonesian context. This research examines the adverse relationship between suicide stigma and help-seeking intention. A total of 284 university students in Jakarta, aged 18–24 years (M= 20.14, SD = 1.18), participated in the study. Linear regression analysis demonstrated that suicide stigma positively contributes to the intention to seek help from both formal and non-formal sources. These results contradict previous findings, possibly due to the unique culture in Indonesia. Theoretical and practical implications are discussed for Indonesian suicide prevention efforts.

Penulis

Benny Prawira, Evi Sukmaningrum

Kutip artikel ini

Prawira, B., & Sukmaningrum, E. (2020). Suicide Stigma as a Predictor of Help-Seeking Intention among Undergraduate Students in Jakarta. Makara Human Behavior Studies In Asia, 24(1), 24-36. DOI:10.7454/hubs.asia.1200120

Benny Prawira Siauw
Benny Prawira Siauw
Benny adalah seorang suicidolog dan penggiat kesehatan jiwa remaja dan populasi khusus lainnya. Sebagai Youth Mental Health and Suicide Prevention Advocate, Benny adalah Penggagas sekaligus Kepala Koordinator Into The Light Indonesia sejak 2013. Ia saat ini sedang menempuh pendidikan Magister Psikologi Sosial Kesehatan di Unika Atma Jaya (bukan seorang psikolog klinis untuk diagnosis dan terapi). Ia bercita-cita menjadi peneliti lapangan terkait aspek perilaku, struktur sosial dan budaya dalam kesehatan jiwa, terutama dalam pembahasan stigma dan faktor risiko bunuh diri. Baginya, kesehatan jiwa tidak dapat dipisahkan dari kesehatan fisik sebagaimana faktor personal individu tidak dapat dipisahkan dari faktor sosial makro. Di sela waktu senggangnya, ia suka berolahraga, tidur dan mengasah rasa dalam rangkaian kata.