Keyakinan anak-anak dan orang muda tentang kesehatan dan gangguan jiwa di Indonesia: Sebuah studi kualitatif yang didasarkan pada Common Sense Model of Self-Regulation

Klik untuk melihat versi lengkap.

Judul dalam bahasa Inggris

Children and young people’s beliefs about mental health and illness in Indonesia: A qualitative study informed by the Common Sense Model of Self-Regulation

Penulis

Helen Brooks, Kirsten Windfuhr, Irmansyah, Benny Prawira, Dyah Afina Desyadi Putriningtyas, Karina Lovell, Susi Rutmalem Bangun, Armaji Kamaludi Syarif, Christa Gumanti Manik, Ira Savitri Tanjun, Soraya Salim, Laoise Renwick, Rebecca Pedley, Penny Bee

Abstrak

Latar belakang

Gangguan jiwa adalah penyebab utama beban penyakit di antara anak-anak dan remaja (AOM). Hal ini diperparah di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (NPRM) yang seringkali memiliki struktur perawatan embrionik. Memahami dan menargetkan keyakinan terhadap gangguan adalah cara yang berpotensi efektif untuk mengoptimalkan pengembangan intervensi pencegahan untuk kesehatan. Keyakinan ini cenderung kurang dieksplorasi pada AOM dalam konteks NPRM. Tujuan: Untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang keyakinan AOM tentang kesehatan dan gangguan jiwa di Indonesia.

Metode dan temuan

Wawancara semi-terstruktur (n = 43) dikombinasikan dengan metodologi pengumpulan foto dilakukan terhadap AOM berusia 11–15 tahun dari Jawa, Indonesia. Sampel kami terdiri dari mereka yang hidup dengan (n = 19) dan tanpa (n = 24) kondisi kesehatan mental dengan prevalensi tinggi, khususnya kecemasan atau depresi. Data dianalisis menggunakan analisis kerangka kerja, didasarkan pada Common Sense Model of Self-Regulation of Health and Illness. Kesehatan mental positif dan gangguan didikotomikan dalam laporan dengan kesehatan mental umumnya dicirikan sebagai tidak adanya gangguan kejiwaan. Ini berkontribusi pada anggapan kelainan dan marginalisasi orang dengan gangguan jiwa. Gangguan jiwa dikonseptualisasikan sebagai satu entitas, umumnya timbul dari kegagalan individu. Hal ini mendorong perasaan menstigma diri sendiri pada mereka yang mengalami gangguan kejiwaan. Analisis mengidentifikasi perbedaan mencolok dalam dimensi waktu yang dirasakan dari kesehatan mental positif dan gangguan dengan gangguan jiwa yang dianggap lebih lama daripada episode kesehatan mental positif. Keyakinan terhadap gangguan cenderung muncul secara konsisten di kedua kelompok AOM meskipun beberapa perbedaan yang tersirat dapat dikenali. AOM dengan kecemasan dan depresi cenderung tidak percaya bahwa gangguan jiwa dapat didiagnosis secara visual, lebih berkemungkinan untuk membenarkan beberapa faktor penyebab, dan mendukung potensi efikasi dari masukan profesional.

Simpulan

Intervensi kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mungkin diperlukan untuk mengembangkan sistem perawatan kesehatan untuk mengurangi hambatan dalam pengobatan, mengoptimalkan pengembalian investasi, dan meningkatkan efek kesehatan masyarakat.

Dipublikasi 4 Februari 2022

Kutip jurnal ini

Brooks H, Windfuhr K, Irmansyah, Prawira B, Desyadi Putriningtyas DA, Lovell K, et al. (2022) Children and young people’s beliefs about mental health and illness in Indonesia: A qualitative study informed by the Common Sense Model of Self-Regulation. PLoS ONE 17(2): e0263232. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0263232

Into The Light Indonesia
Into The Light Indonesia
Dibentuk pada Mei 2013, Into The Light Indonesia Suicide Prevention Center for Advocacy, Research, and Education (SP-CARE) adalah sebuah komunitas orang muda yang berfokus sebagai pusat advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa di Indonesia. Into The Light Indonesia adalah komunitas inklusif yang digerakkan oleh orang muda lintas identitas, yang menjunjung tinggi pendekatan program berbasis bukti dan hak asasi manusia.