Riset IMPeTUs

Penelitian yang dikerjakan oleh tim riset IMPeTUs sejak 2019 telah dirangkum dalam tiga artikel ilmiah yang semuanya telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional.

Anda dapat menonton video singkat mengenai penelitian kami untuk memudahkan Anda memahami hasil yang kami temukan dalam rangkaian penelitian.

Bagi Anda yang tertarik lebih lanjut, Anda dapat membaca terjemahan abstrak jurnal dalam bahasa Indonesia serta membaca jurnal secara lengkap dalam bahasa Inggris.

Latar belakang

Banyak masalah kesehatan mental mencuat di penghujung masa kanak-kanak dan berkontribusi secara signifikan terhadap beban penyakit global. Dampak negatif tersebut dapat berlanjut hingga usia dewasa jika tidak tertangani. Dampak ini diperparah di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana terdapat kesenjangan perawatan yang signifikan. Meningkatkan literasi kesehatan mental mungkin menawarkan strategi yang efektif untuk intervensi awal yang masih kurang dieksplorasi dalam konteks ini.

Metode

Intervensi dikembangkan bersama dengan anak-anak dan orang muda (AOM) dengan melakukan analisis kebutuhan yang dikombinasikan dengan kegiatan konsensus pemangku kepentingan. Sebuah tinjauan sistematis terhadap intervensi literasi kesehatan mental di Asia Tenggara dilakukan di samping wawancara semi-terstruktur dengan 43 anak-anak dan orang muda (19 dengan dan 24 tanpa pengalaman kecemasan dan depresi), 19 orang tua dari anak-anak dengan pengalaman masalah kesehatan mental, dan 25 profesional pendidikan dan kesehatan. Sebuah grup fokus juga diadakan dengan melibatkan 8 pemangku kepentingan kunci yang terlibat dalam kebijakan dan praktik di tingkat nasional. Jadwal wawancara mengeksplorasi pengalaman peserta seputar kesehatan mental, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan prioritas untuk intervensi. Data disintesis dan disajikan dalam sebuah lokakarya produksi bersama sepanjang 3 hari. Peserta meliputi 13 AOM, 6 orang tua/wali, 2 guru, 8 profesional kesehatan, 2 akademisi, dan 3 desainer gim. Latihan konsensus diterapkan untuk mengenali format, konten, dan penyampaian intervensi yang lebih disukai. Satu kelompok pasien dan kontributor keterlibatan publik yang jumlahnya lebih kecil bekerja sama dengan desainer untuk menguji ulang intervensi lebih lanjut.

Hasil

Sebuah aplikasi alur cerita digital yang imersif dikembangkan bersama untuk anak muda berusia 11–15 tahun dengan tujuan utama untuk meningkatkan literasi kesehatan mental dan manajemen diri. Intervensi terdiri dari dua bab; yang satu terfokus pada depresi, dan yang lainnya terfokus pada kecemasan. Format alur cerita diselingi dengan permainan dan latihan interaktif untuk meningkatkan keterlibatan dan mendorong manajemen diri. AOM juga ambil bagian dalam sesi grup yang diadakan oleh fasilitator terlatih sebelum dan sesudah intervensi digunakan untuk membahas hasil dan masalah yang ditemukan selama bermain.

Simpulan

Intervensi IMPeTUs telah dirancang bersama untuk AOM berusia 11–15 tahun untuk menambah literasi kesehatan mental dan meningkatkan kemampuan manajemen diri. Sejauh pengetahuan kami, ini adalah intervensi digital berbahasa Indonesia pertama untuk meningkatkan literasi kesehatan mental dan manajemen diri untuk populasi ini. Saat ini, implementasi, penerimaan, dan dampaknya sedang dieksplorasi dalam evaluasi studi kasus di berbagai tempat.

Dipublikasi 07 Oktober 2021

Kutip jurnal ini

Brooks, H., Syarif, A.K., Pedley, R. et al. Improving mental health literacy among young people aged 11–15 years in Java, Indonesia: the co-development of a culturally-appropriate, user-centred resource (The IMPeTUs Intervention). Child Adolesc Psychiatry Ment Health 15, 56 (2021). https://doi.org/10.1186/s13034-021-00410-5

Latar belakang

Gangguan jiwa adalah penyebab utama beban penyakit di antara anak-anak dan remaja (AOM). Hal ini diperparah di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (NPRM) yang seringkali memiliki struktur perawatan embrionik. Memahami dan menargetkan keyakinan terhadap gangguan adalah cara yang berpotensi efektif untuk mengoptimalkan pengembangan intervensi pencegahan untuk kesehatan. Keyakinan ini cenderung kurang dieksplorasi pada AOM dalam konteks NPRM. Tujuan: Untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang keyakinan AOM tentang kesehatan dan gangguan jiwa di Indonesia.

Metode dan temuan

Wawancara semi-terstruktur (n = 43) dikombinasikan dengan metodologi pengumpulan foto dilakukan terhadap AOM berusia 11–15 tahun dari Jawa, Indonesia. Sampel kami terdiri dari mereka yang hidup dengan (n = 19) dan tanpa (n = 24) kondisi kesehatan mental dengan prevalensi tinggi, khususnya kecemasan atau depresi. Data dianalisis menggunakan analisis kerangka kerja, didasarkan pada Common Sense Model of Self-Regulation of Health and Illness. Kesehatan mental positif dan gangguan didikotomikan dalam laporan dengan kesehatan mental umumnya dicirikan sebagai tidak adanya gangguan kejiwaan. Ini berkontribusi pada anggapan kelainan dan marginalisasi orang dengan gangguan jiwa. Gangguan jiwa dikonseptualisasikan sebagai satu entitas, umumnya timbul dari kegagalan individu. Hal ini mendorong perasaan menstigma diri sendiri pada mereka yang mengalami gangguan kejiwaan. Analisis mengidentifikasi perbedaan mencolok dalam dimensi waktu yang dirasakan dari kesehatan mental positif dan gangguan dengan gangguan jiwa yang dianggap lebih lama daripada episode kesehatan mental positif. Keyakinan terhadap gangguan cenderung muncul secara konsisten di kedua kelompok AOM meskipun beberapa perbedaan yang tersirat dapat dikenali. AOM dengan kecemasan dan depresi cenderung tidak percaya bahwa gangguan jiwa dapat didiagnosis secara visual, lebih berkemungkinan untuk membenarkan beberapa faktor penyebab, dan mendukung potensi efikasi dari masukan profesional.

Simpulan

Intervensi kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mungkin diperlukan untuk mengembangkan sistem perawatan kesehatan untuk mengurangi hambatan dalam pengobatan, mengoptimalkan pengembalian investasi, dan meningkatkan efek kesehatan masyarakat.

Dipublikasi 4 Februari 2022

Kutip jurnal ini

Brooks H, Windfuhr K, Irmansyah, Prawira B, Desyadi Putriningtyas DA, Lovell K, et al. (2022) Children and young people’s beliefs about mental health and illness in Indonesia: A qualitative study informed by the Common Sense Model of Self-Regulation. PLoS ONE 17(2): e0263232. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0263232

Latar belakang

Mengoptimalkan literasi kesehatan mental (LKM) pada tingkat individu dan populasi dapat menjadi alat peningkatan dan pencegahan kesehatan mental yang efektif. Namun, sebagian besar konsep LKM dibentuk berdasarkan bukti dari negara-negara berpenghasilan tinggi. Sedikit yang diketahui tentang manifestasi dan peran LKM di negara-negara di mana budaya kesehatan dan sosial yang kolektivis menjadi dominan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji LKM anak-anak dan orang muda (AOM) Indonesia dengan pengalaman masalah kesehatan mental umum dan orang tuanya.

Metode

Wawancara semi-terstruktur dengan 40 peserta (19 AOM berusia 11–15 tahun dengan pengalaman masalah kesehatan mental umum dan 21 orang tua) dari tiga wilayah di Jawa, Indonesia. Data dianalisis menggunakan analisis kerangka kerja, sesuai dengan 1997 Mental Health Literacy Framework oleh Jorm.

Hasil

Orang tua dan AOM menunjukkan tingkat LKM yang relatif rendah, didefinisikan dari perspektif konvensional. Para peserta menjabarkan pentingnya religiusitas dan spiritualitas, terutama orang tua, begitu pula narasi tentang tanggung jawab pribadi. Keyakinan ini tampaknya berkontribusi pada tingginya sikap menyalahkan diri sendiri atas gangguan jiwa, mengandalkan diri sendiri untuk manajemen gejala, dominannya dukungan dari penyembuh spiritual/tradisional, dan rendahnya tendensi untuk mengakses bantuan profesional. AOM sangat bergantung pada dukungan keluarga, tetapi orang tua sering merasa bahwa mereka bukan tempat terbaik untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang kesehatan mental. AOM mendorong tersedianya sumber informasi kesehatan mental yang tepercaya dan berbasis teknologi.

Simpulan

Upaya yang matang diperlukan untuk meningkatkan LKM di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan menggunakan pendekatan yang sesuai secara budaya untuk mengurangi stigma dan mengoptimalkan pencarian bantuan yang tepat waktu dan efektif untuk AOM. Meningkatkan literasi di tingkat orang tua dan keluarga mungkin efektif, terutama bila dikombinasikan dengan mekanisme untuk memfasilitasi komunikasi terbuka, seperti halnya pengembangan intervensi mandiri yang dikembangkan langsung untuk menjangkau generasi muda. Penelitian di masa depan dapat berguna untuk mengetahui efikasi komparatif dan penerimaan dari pendekatan yang berbeda ini.

Dipublikasi oleh Cambridge University Press:  21 Februari 2022

Kutip jurnal ini

Brooks, H., Prawira, B., Windfuhr, K., Irmansyah, I., Lovell, K., Syarif, A., . . . Bee, P. (2022). Mental health literacy amongst children with common mental health problems and their parents in Java, Indonesia: A qualitative study. Global Mental Health, 1-12. doi:10.1017/gmh.2022.5

Kami ingin mengetahui apa yang kamu rasa seharusnya menjadi fokus dalam penelitian seputar kesehatan jiwa di Indonesia ke depannya.

IMPeTUs adalah serangkaian penelitian interdisipliner dengan misi untuk mengembangkan alat intervensi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental dan kemampuan manajemen diri berfokus pada depresi dan cemas pada orang muda berusia 11-15 tahun di Jawa, Indonesia dengan pendekatan yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan lokal. IMPeTUs dikembangkan bersama dengan melibatkan peneliti asal Indonesia dan Britania Raya, serta panel yang terdiri dari kelompok publik dan pasien di Indonesia.

Galeri virtual IMPeTUs ini diluncurkan sebagai bagian dari diseminasi penelitian, yang terbagi menjadi galeri dari proses wawancara dan galeri dari lokakarya FOKESWARA.

Seluruh foto dalam galeri virtual ini merupakan karya remaja dan orang muda yang mencoba menggambarkan kehidupan orang muda dan kesehatan jiwa mereka.

Kedua galeri virtual IMPeTUs ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang berekspresi bagi orang muda, namun sekaligus membuka ruang dialog ke masyarakat luas untuk mengenal dan memahami kesehatan jiwa dari perspektif orang muda.

Peneliti asal Britania Raya meliputi Division of Nursing, Midwifery and Social Work, School of Health Sciences, Faculty of Biology, Medicine and Health, University of Manchester, dan Manchester Academic Health Science Centre, Manchester, United Kingdom. Peneliti dari Indonesia berasal dari berbagai institusi, meliputi Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor; Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. SOEROJO Magelang; dan Rumah Sakit Jiwa DR. Soeharto Heerdjan, Jakarta. Kelompok panel publik dan pasien berasal dari Into the Light Indonesia, Jakarta; Pulih@thePeak – Women, Youth and Family Empowerment Center, Jakarta; dan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, Jakarta.

Proyek ini didanai oleh program riset MRC/DFID/NIHR/ESRC untuk meningkatkan kesehatan orang muda di negara berpenghasilan rendah dan menengah (MR/R022151/1).