Artikel ini aslinya diliput di detikHealth, ditulis oleh Freida Isyana Putri.
Jakarta – Pada era media sosial ini tak jarang kita temukan seseorang menceritakan pengalaman mereka pernah dekat dengan bunuh diri. Ada juga yang ‘curhat‘ tentang keinginan mereka mengakhiri hidup di media sosial. Sayangnya, beberapa orang menyebut curhat tersebut sebagai salah satu tindak mencari perhatian. Lalu apakah itu benar?
Benny Prawira, pendiri Komunitas Into The Light Indonesia menyebutkan bahwa kemungkinan besar seseorang yang mengunggah sesuatu ke media sosial bisa jadi bukan dalam arti sebenarnya. Akan tetapi, ia menekankan akan selalu lebih baik untuk tidak mengabaikan atau merendahkan peringatan bunuh diri dari seseorang.
“Selalu lebih baik untuk overestimate tanda peringatan bunuh diri dari seseorang. Karena pertama, tidak ada orang yang dalam hidup normalnya itu mencari perhatian dengan cara seperti itu. Orang kalau hidupnya normal dia akan cari perhatian dengan prestasi, yang bener-bener sehat,” katanya pada acara konser amal Vintage Choir bertajuk ‘Let’s Do Something, Stop Suicide!‘ di Universitas Multimedia Nusantara Tangerang, Minggu (16/9/2018).