Bunuh diri bukanlah topik yang mudah dibicarakan. Pembahasan yang masih dilingkupi stigma dan tabu masyarakat, ia menjadi hal yang menakutkan dan seringkali kita hindari. Namun, penghindaran tersebut dapat menyebabkan mereka
JAKARTA, 22 NOVEMBER 2020 – Dalam rangka Hari Penyintas Kehilangan Bunuh Diri Internasional yang jatuh pada 21 November 2020, Working Group Suicide Loss Survivor Into The Light Indonesia mempersembahkan galeri
Kita seringkali melupakan kondisi dan kebutuhan para penyintas kehilangan bunuh diri. Padahal, mereka memiliki risiko bunuh diri yang sangat tinggi. Siapakah penyintas kehilangan bunuh diri itu? Apa saja yang sering mereka alami dan bagaimana kita dapat berempati yang baik kepada mereka?
Suicide postvention adalah upaya sistematis yang terorganisir setelah adanya peristiwa bunuh diri. Suicide postvention adalah bagian dari suicide prevention itu sendiri, karena peristiwa bunuh diri sering kali diiringi dengan banyak konsekuensi negatif, salah satunya adalah kasus bunuh diri.
Menyebarkan foto atau video orang yang bunuh diri di media sosial memiliki bermacam dampak negatif yang seharusnya dapat kita hindari.
Situs media sosial dapat menjadi pedang bermata dua untuk pemberitaan mengenai bunuh diri. Di satu sisi, sifatnya yang mudah disebar, menjadikan media sosial dapat menjadi cara mengenang untuk orang yang
Seminggu terakhir ini kita terus berduka dengan kabar meninggalnya figur publik secara tiba-tiba dan tidak terduga, karena bunuh diri. Depresi dan isu bunuh diri memang tidak mengenal suku, agama, ras,
Hingga saat ini, masih banyak awak jurnalistik maupun masyarakat umum yang belum memahami bagaimana cara melaporkan berita bunuh diri yang benar, serta bagaimana cara menyebarkan informasinya dengan efektif. Padahal, aspek
Into The Light Indonesia (Yayasan Insan Teman Langit) adalah komunitas orang muda untuk advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa yang berbasis bukti ilmiah dan hak asasi manusia.
Sejak 2013