[Tempo.co] Waspada Gunakan Medsos Lebih dari 3 Jam Sehari, Cek 2 Solusinya

Artikel ini aslinya tayang di Tempo.co, ditulis oleh Sarah Ervina Dara Siyahailatua.


Kemajuan teknologi digital tampaknya telah memberikan dampak yang signifikan kepada generasi muda. Namun, dampak tersebut tidak selamanya positif. Penggunaan media sosial atau medsos, misalnya.

Awalnya medsos berperan untuk memudahkan interaksi seseorang serta mengetahui perkembangan hidup dari sekitarnya. Kini peran medsos telah berubah menjadi peningkatkan  kecemasan pada diri seseorang. Ini karena dengan medsos , si pengguna (secara tidal sadar) mengkomparasi hidupnya dengan orang lain. Mengapa perubahan ini terjadi?

Hampir seluruh generasi muda saat ini menggunakan medsos secara berlebihan. Hal ini ditandai dengan fenomena FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan informasi. Ketika ada suatu acara yang sedang populer misalnya, sebagian besar generasi muda akan berlomba-lomba untuk ikut mengunggah acara tersebut agar tidak dianggap kurang mengikuti jaman.

Keterangan tersebut disampaikan oleh seorang psikolog, Felicia Ilona, dalam diskusi bertajuk Social Media: Space for Mental Health Crisis Intervention yang diselenggarakan oleh komunitas Into the Light Indonesia yang bekerjasama dengan Twitter Indonesia dan Personal Growth sebagai peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di auditorium kantor Go-jek pada 27 Oktober sore. Acara ini diperuntukan bagi generasi muda yang diajak untuk meningkatkan kesadaran akan isu kesehatan jiwa dan mengambil bagian dalam penggunaan sosial media dengan bijaksana.


Baca selengkapnya di sini.

Into The Light Indonesia
Into The Light Indonesia
Dibentuk pada Mei 2013, Into The Light Indonesia Suicide Prevention Center for Advocacy, Research, and Education (SP-CARE) adalah sebuah komunitas orang muda yang berfokus sebagai pusat advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa di Indonesia. Into The Light Indonesia adalah komunitas inklusif yang digerakkan oleh orang muda lintas identitas, yang menjunjung tinggi pendekatan program berbasis bukti dan hak asasi manusia.