Jakarta, 10 Oktober 2019 – Into The Light Indonesia sebagai komunitas orang muda yang bergerak dalam pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa berbasis bukti ilmiah dan hak asasi manusia meluncurkan sebuah kampanye daring bertajuk “What I Wish They Knew” (”Seandainya Mereka Tahu”) berkerjasama dengan Sandersan (Sandy) Onie, seorang kandidat doktoral dari School of Psychology, University of New South Wales Sydney.
Kampanye What I Wish They Knew diluncurkan atas keprihatinan Sandy dan Benny sebagai pendiri Into The Light Indonesia terhadap kondisi kesehatan jiwa di masyarakat. Sesuai dengan tema World Mental Health Day 2019 yang bertajuk “Mental Health Promotion and Suicide Prevention”, kampanye ini diluncurkan untuk menampung kisah pribadi dari kelompok penyintas gangguan jiwa dan bunuh diri di dalam situs https://www.whatiwishtheyknew.com.
Sandy dan Benny sebagai penggagas kampanye ini berharap bahwa seluruh kisah pribadi dari para penyintas dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan program pelatihan kesehatan emosional sebagai upaya promosi kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri.
“Kami ingin kamu untuk berbagi cerita tentang apa saja yang kamu harap orang-orang di sekitar kamu ketahui. Entah itu keluarga, teman-teman terdekat, atasan, guru, atau siapa saja. Ceritakan apa yang kamu harap mereka tahu, katakan, atau lakukan. Atau mungkin sebaliknya, jika ada sesuatu yang sudah mereka lakukan, yang sangat berarti buat kamu, dan kamu ingin ceritakan kepada teman-teman di sini. Cerita kamu akan sangat berguna bagi kami untuk menciptakan Progam Pelatihan Kesehatan Mental, sehingga nantinya SIAPA SAJA bisa belajar tentang cara terbaik merawat diri dan tentunya menolong orang-orang di sekitar mereka. Mari kita bekerja sama untuk mencapai kesehatan mental yang lebih baik,” ucap Sandy sebagaimana dilansir dari situs https://www.whatiwishtheyknew.com.
Benny Prawira sebagai pihak kolaborator dari Into The Light Indonesia menjelaskan, ”Kampanye ini diluncurkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia terkait kesehatan jiwa. Kebutuhan dan tantangan di Indonesia tentunya memiliki keunikan tersendiri, sehingga diperlukan pengetahuan dan program yang relevan dari kisah-kisah pribadi para penyintas. Dengan kampanye ini, diharapkan penyintas juga dapat berpartisipasi untuk membangun kesehatan jiwa masyarakat Indonesia.”
Seluruh proses pengumpulan kisah pribadi dalam situs What I Wish They Knew bersifat sukarela dan tidak memerlukan identitas pribadi apapun sehingga dapat dijaga kerahasiaannya. Selain itu, penyintas juga dapat menyetujui untuk ceritanya digunakan tanpa menyebut jenis kelamin atau usia di dalam situs What I Wish They Knew.
“Kisah yang ditampilkan dalam situs What I Wish They Knew diharapkan dapat menyampaikan pesan bahwa para penyintas juga tidak sendirian. Ada banyak orang lain yang mengalami kondisi serupa. Selain itu, mereka juga dapat menyampaikan kepada orang lain mengenai ekspektasi mereka saat mereka membutuhkan bantuan,” pungkas Sandy yang juga memulai pekerjaannya sebagai asisten profesor di Black Dog Institute, Australia, di bulan Oktober ini.
Profil Sandersan Onie
Sandersan Onie atau yang akrab dipanggil Sandy adalah seorang kandidat Ph.D. di bawah pengawasan Dr. Steven Most dari University of New South Wales, Sydney, Australia. Sandy memiliki kepakaran dalam bidang kesehatan jiwa, statistika, psikologi eksperimental, dan metode riset. Saat ini, ia akan memulai posisi sebagai asisten profesor di Black Dog Institute, Australia. Ia juga mendirikan Institute of Emotional Health Indonesia untuk mencapai cita-citanya dalam meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat Indonesia.
Nomor Ponsel: +61432359134
Surel: sandy.onie@gmail.com
Situs: https://www.sandyonie.com/
Tentang Into The Light Indonesia
Into The Light Indonesia adalah komunitas orang muda untuk advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa remaja dan populasi khusus lainnya yang berbasis bukti ilmiah dan hak asasi manusia. Motto Into The Light Indonesia adalah “Hapus Stigma, Peduli Sesama, Sayangi Jiwa“.
Sejak tahun 2013, Into The Light Indonesia telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan banyak program yang menyentuh ribuan peserta di seluruh Indonesia terutama di area Jabodetabek. Program yang Into The Light lakukan diantaranya pelatihan, lokakarya, seminar, atau bincang-bincang, serta ragam kampanye multisektor.
Into The Light Indonesia bukan pusat krisis bunuh diri dan tidak membuka layanan konseling profesional.
Narahubung: Kevin Sucianto
Nomor Ponsel: 08979350789
Surel: contact@intothelightid.org
Situs: www.intothelightid.org