I FORGIVE YOU

Sekitar awal tahun 2019 saya liat daftar pemenang Grammy Award, & mata saya berhenti pada judul lagu “I forgive you”. Tiba2 saja saya jadi mikir, sebagai penyintas saya sering merasa bersalah. Seandainya saya begini mungkin dia masih hidup, seandainya saya melakukan itu mungkin dia masih hidup, dst dstnya. Kemudian saya berdoa. Untuk ketenangan dia yang sudah pergi, & untuk saya sendiri. Tapi rasa bersalah itu tetap masih ada. 


Bagaimana kalau saya melakukan ini: 


“I forgive you” 


“Saya memaafkan kamu karena telah meninggalkan saya dengan cara seperti itu. 
Saya memaafkan kamu karena telah membuat saya merasa sangat bersalah. 
Saya memaafkan kamu karena telah membuat hidup saya jadi berubah total. 
Saya memaafkan kamu karena telah meninggalkan putri kita (yang sangat kamu sayangi).
Saya memaafkan kamu karena kelak tidak bisa mendampingi putri cantik kita berjalan menuju altar, & menyaksikannya mengucapkan janji suci pernikahannya.
Saya memaafkan kamu karena telah membuat orang tua, terutama papa saya sedih luar biasa (saya ga pernah melihat papa menangis. Hari kepergian kamu papa menangis bercucuran air mata). 
Saya memaafkan kamu karena membuat hati saya hancur sewaktu mendengar pertanyaan dari putri kita pada hari kamu pergi. “Kenapa?” Tanyanya dengan suara lirih.
Saya memaafkan kamu karena telah membuat saya kesepian.
Saya memaafkan kamu karena telah membuat saya iri melihat pasangan lain yang bahagia. 
Saya memaafkan kamu karena telah membuat saya kehilangan teman hidup, teman berbagi, teman nonton, teman jalan2, teman bercanda, teman berantem, teman saat sedih, teman wisata kuliner dll.
Saya memaafkan kamu karena membiarkan saya memasuki masa tua sendirian. 
Saya memaafkan kamu karena membuat saya terpaksa berbohong pada teman & kenalan.
Saya memaafkan kamu … Saya memaafkan kamu”.

(Saya tidak tahu apakah dengan memaafkan, beban di hati saya jadi hilang atau tidak. Tapi sangat pantas dicoba. Karena dengan memaafkan, kamu akan dimaafkan. Itu kata Yesus)

Earlia Franciska S (56)

laluiluka into the light

Mengangkat tema “Air Mata Kehilangan Menjadi Seni yang Kulukiskan“, galeri seni ini adalah hasil karya para penyintas kehilangan bunuh diri dan juga orang-orang yang peduli dengan mereka yang merasakan kehilangan orang terkasih karena bunuh diri.

Mengalami duka dan mencoba melalui luka itu adalah sebuah proses, dan kami percaya seni dapat menjadi salah satu media yang dapat membantu seseorang menjalani prosesnya.

Penyintas kehilangan bunuh diri adalah anggota keluarga, kerabat, atau teman dari seseorang yang meninggal karena bunuh diri, atau siapa saja yang terdampak setelah mengetahui seseorang meninggal karena bunuh diri.

Seorang penyintas tidak hanya mengalami rasa duka yang mendalam, namun seringkali juga dihadapkan dengan tekanan sosial dari orang-orang di sekitar mereka.