Social Media: Space for Mental Health Crisis Intervention

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (World Mental Health Day) diperingati pada tanggal 10 Oktober setiap tahunnya dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu kesehatan jiwa dan memobilisasi upaya yang mendukung isu ini. Tema tahun ini, “Young People and Mental Health in Changing World”, berfokus pada generasi muda yang pada era serba cepat dan berubah, menghadapi beragam tantangan yang berat dan lebih kompleks dibanding generasi sebelumnya.

Salah satu faktor penyebabnya adalah berkembangnya teknologi yaitu internet. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2017) menunjukkan bahwa internet paling banyak digunakan oleh orang muda terutama untuk chatting dan media sosial. Melalui media sosial, individu menjadi lebih mudah dalam berkomunikasi dan mengetahui perkembangan kehidupan dari orang sekitarnya. Di sisi lain, beragam penelitian juga menunjukkan bahwa adanya faktor-faktor risiko penggunaan internet seperti cyberbullying hingga meningkatnya tingkat kecemasan seseorang karena selalu membanding-bandingkan hidupnya dengan orang lain.

Oleh sebab itu, penting membekali orang muda pengguna media sosial agar menggunakan secara sehat, agar menghindari akibat-akibat buruk dan lebih memanfaatkan sisi positifnya. Selain pengguna, adanya upaya yang dilakukan penyedia layanan media sosial untuk mengantisipasi sisi negatif juga merupakan hal yang sangat diperlukan. Bahkan, dibanding hanya fokus mencegah hal-hal negatif, penggunaan media sosial justru merupakan media strategis untuk melakukan intervensi krisis kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri seseorang.

Komunitas Into The Light Indonesia bekerjasama dengan Twitter Indonesia dan Personal Growth turut mengajak masyarakat khususnya orang muda untuk menjadikan media sosial sebagai media untuk intervensi krisis kesehatan jiwa melalui talkshow dengan tema Social Media: Space for Mental Health Interventionpada hari Sabtu, 27 Oktober 2018 pukul 14.00 di GO-LEARN Auditorium. Kegiatan ini turut didukung oleh Riliv dan Lundbeck Indonesia.

Talkshow ini menghadirkan pembicara yang memiliki peran dan kepedulian terhadap tema yang diangkat, yaitu Agung Yudha (Chief Representative Twitter Indonesia), Felicia Ilona Nainggolan (Psikolog), Ade Firman Hakim (Aktor), serta Beby Chaesara Anadila (Penyanyi, Anggota JKT48). Yasmine Parawina Larasati (Into The Light Indonesia) menjadi moderator diskusi yang membahas seputar media sosial dan cara yang sehat dan berdampak positif dalam menggunakannya dari sisi pengguna dan pakar. Selain itu, para penyedia layanan media sosial diharapkan dapat mengedukasi fitur-fitur yang tersedia dalam menjaga kesehatan jiwa dari pengguna.

Tentang Into The Light Indonesia

Berdiri sejak 2013, Into The Light Indonesia Suicide Prevention Community for Advocacy, Research, and Education (SP-CARE) adalah sebuah komunitas orang muda yang berfokus sebagai pusat advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa di Indonesia. Into The Light Indonesia adalah komunitas inklusif yang digerakkan oleh orang muda lintas identitas, yang menjunjung tinggi pendekatan program berbasis bukti dan hak asasi manusia. Into The Light Indonesia telah banyak melakukan kerjasama dengan berbagai universitas, komunitas lokal, organisasi kemasyarakatan, kementerian, dan juga organisasi lainnya di tingkat nasional dan internasional yang memiliki perhatian dan kepedulian yang sama.

Kontak

Surel: contact@intothelightid.org
Facebook: Into The Light Indonesia
Twitter/Instagram: @intothelightid

Into The Light Indonesia
Into The Light Indonesia
Dibentuk pada Mei 2013, Into The Light Indonesia Suicide Prevention Center for Advocacy, Research, and Education (SP-CARE) adalah sebuah komunitas orang muda yang berfokus sebagai pusat advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa di Indonesia. Into The Light Indonesia adalah komunitas inklusif yang digerakkan oleh orang muda lintas identitas, yang menjunjung tinggi pendekatan program berbasis bukti dan hak asasi manusia.