IT’S PSYCHOSIS O’CLOCK

Karya yang saya buat berangkat dari pemikiran tentang proses hidup manusia. Bahwa, dalam sebuah rentang waktu, tentu banyak hal terjadi yang rentan menyisakan trauma. Karena itulah, selayaknya kita terus belajar untuk mengasihi diri sendiri. Terutama pada waktu-waktu diri ini terasa sedang sangat unlovable. Dengan mengasihi, kita akan sadar bahwa semua emosi yang terasa itu valid. Tapi, jangan pula berhenti pada validitas. Valid belum tentu akurat dan bijaksana…

Karya berukuran 1 x 1,2 meter ini menceritakan momen tatkala saya berteduh dari kejaran aneka trauma. Medium karya menggunakan cat akrilik, cat asturo, kertas pada kanvas. Lukisan ini menggambarkan perjuangan melewati momen psikosis dengan merapal mantra (“Damailah agar damai”), sembari memeluk berton-ton monster masa lalu.

Dinihari Suprapto (30)

laluiluka into the light

Mengangkat tema “Air Mata Kehilangan Menjadi Seni yang Kulukiskan“, galeri seni ini adalah hasil karya para penyintas kehilangan bunuh diri dan juga orang-orang yang peduli dengan mereka yang merasakan kehilangan orang terkasih karena bunuh diri.

Mengalami duka dan mencoba melalui luka itu adalah sebuah proses, dan kami percaya seni dapat menjadi salah satu media yang dapat membantu seseorang menjalani prosesnya.

Penyintas kehilangan bunuh diri adalah anggota keluarga, kerabat, atau teman dari seseorang yang meninggal karena bunuh diri, atau siapa saja yang terdampak setelah mengetahui seseorang meninggal karena bunuh diri.

Seorang penyintas tidak hanya mengalami rasa duka yang mendalam, namun seringkali juga dihadapkan dengan tekanan sosial dari orang-orang di sekitar mereka.