Aku sedih saat menyusuri jalan Malioboro. Meski jalanan terdapat hiruk-pikuk orang, saat itu aku merasa sendiri dan tersadar bahwa kenyataannya hidup harus berjalan. Lambat laun, aku menerima bahwa aku harus terbiasa dengan kesendirian. Terima kasih sudah mau berteman dengan sepi dan kesendirianmu.
Melalui foto ini saya ingin menyampaikan pesan bahwa lampu-lampu gedung pencakar langit yang tertangkap adalah berbagai macam jenis emosi yang dimiliki manusia. Namun, kita harus bias menerapkan Teknik KRAI (Kenali, Rasakan, Akui, dan Izinkan) seperti dalam materi yang disampaikan oleh Mbak Anastasia Satriyo. Ketika kita sudah mampu menerapkan Teknik KRAI pada emosi-emosi yang kita miliki maka akan terciptalah kita yang tangguh dan satu, begitu kuat dalam menghadapi hidup. Begitu pula dengan kumpulan-kumpulan cahaya yang berbeda warna justru malah menciptakan gambar yang indah.
Foto ini aku ambil waktu pulang kampung beberapa waktu lalu di sebuah taman bunga yang baru dibuka. Bunga itu cantik, ya, begitu juga kamu.. You are beautiful and worthy.
Beberapa orang pergi untuk pulang, beberapa lainnya pergi tanpa kembali, tapi dari semua itu kerap banyak yang belum menentukan arah yang dituju. It’s all depends on you.
Matahari, ya, itu merupakan bintang yang menjadi pusat tata surya kita. Tanpa adanya Matahari yang menyinari bumi, maka dapat dipastikan akan terjadi perubahan drastis dalam peradaban di muka Bumi ini. Matahari adalah yang paling tulus dalam memberikan kehangatannya. Ia adalah salah satu role model yang mengajarkan kita tentang unconditional love. Maka jadilah kita sebagaimana Matahari dalam menebarkan kebermanfaatan kepada orang lain. Sebab, sedikit kehangatan yang kita berikan akan dapat berdampak besar bagi orang lain dan sekitar.
Seiring beranjaknya waktu, kita semakin dewasa. Akan ada banyak tanggung jawab yang perlu kita lakukan. Misalnya, dalam bekerja kita senantiasa diminta untuk fokus dalam aktivitas yang kita lakukan, meskipun kita tengah merasa muram. Hingga pada akhirnya kita tidak bisa lagi merasakan apa yang sebenarnya sedang kita alami.
Mungkin bukan hanya manusia yang hidup di panggung sandiwara. Mungkin bukan hanya manusia yang merasa terkurung. Mungkin bukan hanya manusia yang merasa penderitaannya menjadi tontonan menarik bagi orang lain. Mungkin mereka juga perasa, hanya saja manusia diberi bonus satu karunia lagi—akal budi.
Into The Light Indonesia (Yayasan Insan Teman Langit) adalah komunitas orang muda untuk advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa yang berbasis bukti ilmiah dan hak asasi manusia.
Sejak 2013